PONTIANAK, borneoreview.co – Burung enggang gading adalah maskot Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar). Burung ini sangat setia karena setiap individu hanya akan memilki satu pasangan.
Tidak hanya setia, enggang gading menjadi maskot Kalbar karena memiliki filosofi yang tinggi bagi Suku Dayak.
Melansir berbagai sumber, Selasa (11/3/2025), enggang gading dipilih sebagai maskot Kalbar melalui surat edaran dari Kementerian Dalam Negeri dan Surat Keputusan Gubernur Kalbar mengenai penetapan identitas flora dan fauna yang dikeluarkan pada tahun 1990.
Lalu, seperti apa sebenarnya burung enggang gading ini? Berikut fakta-fakta yang perlu diketahui:
1. Nama Lain
Burung ini memiliki nama latin Rhinoplax vigil. Biasa disebut dengan nama rangkong gading oleh masyarakat Suku Dayak.
2. Jenis Terbesar
Rangkong gading merupakan spesies burung enggang yang terbesar di Asia dengan panjang tubuh berkisar antara 65—170cm dan berat sekitar 290—4200gr.
3. Fisik yang Beda
Burung ini sangat mudah dikenali, selain karena badannya yang besar, juga memiliki paruh yang melengkung dan panjang.
Di atas paruhnya, terdapat pula balung atau casque yang tidak dimiliki oleh burung lain dan berfungsi sebagai ruang dengung suara.
4. Warna Dasar
Enggang gading memiliki warna dasar bulu berwarna hitam dengan bagian perut, ekor, dan kaki berwarna putih.
Ketika masih muda, paruh enggang gading berwarna putih juga. Akan tetapi, seiring bertambahnya usia, paruh dan balung akan berubah menjadi oranye atau merah.
5. Kelebihan Suara
Enggang gading memiliki suara yang keras dan melengking sehingga bisa terdengar hingga berkilo-kilo meter jauhnya.
6. Pemakan Segala
Enggang termasuk hewan pemakan segala atau omnivora karena mereka biasa mengonsumsi buah-buahan, maupun hewan kecil seperti tikus, serangga, dan reptil.
7. Usia
Enggang bisa hidup di alam hingga usia 35—40 tahun. Satwa ini juga dikenal sebagai makhluk yang setia, karena setiap individu hanya akan memilki satu pasangan.
8. Hidup di Hutan Primer
Berbeda dengan rangkong cula yang bisa hidup di hutan sekunder, enggang gading terbiasa tinggal di hutan primer yang berisi pohon-pohon sangat besar dan jauh dari manusia.
Burung ini biasa membuat sarang di lubang pohon yang berada di ketinggian 20—50 meter dari permukaan tanah.
9. Sarat Filosofi
Suku Dayak mengganggap enggang gading ini sebagai Panglima Burung yang berkaitan kental dengan budaya dan adat istiadat penduduk lokal.
Sayapnya yang lebar dan besar melambangkan sosok pemimpin yang selalu melindungi rakyatnya. Sedangkan ekor rangkong yang panjang dan menjuntai, melambangkan kemakmuran bagi Suku Dayak.
10. Karakter Inspiratif
Burung ini dianggap memiliki karakter yang baik dan sangat menginspirasi bagi kehidupan sehari-hari. Seperti sifat loyal dan tanggung jawab, diambil dari kebiasaan enggang yang hanya setia pada satu pasangan.
Enggang juga tidak pernah mengambil mangsa yang berada di tanah, sehingga dianggap menggambarkan kesucian dan ketidakserakahan.
Suara enggang yang keras dan melengking pun melambangkan ketegasan dan keberanian dalam menjalani kehidupan.***