PONTIANAK, borneoreview.co – Sampah organik yang dihasilkan rumah tangga sudah mengerikan, namun sampah anorganik jauh lebih berbahaya.
Pasalnya, melansir berbagai sumber, Jumat (35/4/2025), sampah anorganik adalah sampah yang sulit terurai secara biologis dan proses penghancurannya membutuhkan penanganan di tempat khusus.
Contoh dari sampah anorganik, misalnya plastik, kaleng, pembalut, dan lain-lain.
Nah, sampah anorganik nyatanya bisa juga dimanfaatkan tanpa harus dibuang. Berikut contohnya:
1. Kemasan Plastik
Sebagian besar sampah yang ada di rumah berasal dari bahan plastik.
Misalnya kemasan plastik setelah beli jajanan, kemasan plastik setelah beli minyak goreng, gelas plastik boba tea, termasuk styrofoam.
Untuk mengolahnya, bersihkan kemasan plastik lalu keringkan. Bisa reuse sampah plastik seperti gelas plastik atau kemasan minyak goreng sebagai pot tanaman.
Selain itu, bisa membuatnya menjadi ecobrick, ecobrick ini adalah salah satu cara mengolah sampah plastik lainnya, misalnya stereofom, kabel plastik, kemasan makanan.
Ecobrick adalah botol plastik yang diisi penuh dengan berbagai jenis plastik bekas, kering dan bersih, hingga mencapai kecepatan tertentu, untuk bisa dipakai sebagai bata bangunan atau barang lain yang bisa dimanfaatkan berulang kali.
2. Pembalut dan Pampers Sekali Pakai
Pemakaian pembalut dan pampers sekali pakai yang bertujuan memudahkan dan memberi kenyamanan bagi ibu serta anak, justru jadi masalah baru di tempat lain.
Tidak hanya masalah pencemaran lingkungan, tapi juga berdampak langsung bagi masalah kesehatan, seperti menimbulkan kanker.
Selain itu, pembalut dan pampers sekali pakai akan terurai dalam waktu yang sangat lama, bahkan membutuhkan waktu yang lebih lama daripada botol plastik (ratusan hingga ribuan tahun).
Maka dari itu, anjuran untuk menggunakan reusable menstrual pads atau menstrual cup sangat dianjurkan. Serta menggunakan clodi sebagai pengganti diaper sekali pakai.
Pembalut dan diaper tersebut bisa dijadikan sebagai media tanam (pupuk).
Caranya cukup mudah, pertama gunting bagian dalam pembalut atau diaper mengikuti pola.
Lalu, keluarkan hidrogelnya (bagian yang menyerap cairan) kemudian campur hidrogel tersebut dengan air kelapa dan EM4 (Effective Microorganism 4) dalam sebuah ember.
Setelah itu, tutup ember dan diamkan selama 15 hari. Lapisan luar pembalut atau diaper (yang sudah tidak ada hidrogelnya) bisa dibersihkan, cuci, lalu jemur. Lapisan ini bisa dijadikan berbagai macam kreasi.
3. Kaleng
Untuk mengolahnya, pertama cuci bersih kemasan kaleng, keringkan, gunakan menjadi sesuatu yang bermanfaat seperti peralatan makeup atau menyimpan berbagai aksesoris.
Selain dimanfaatkan untuk kebutuhan di rumah, tentu juga bisa recycle dengan menyetor ke bank sampah.
4. Sampah Elektronik
Sekarang sudah memasuki era serba digital, berbagai peralatan elektronik juga menjadi salah satu sumber sampah yang ada di rumah. Misalnya batre, DVD, charger, power bank, dan lain-lain.
Hindari membuang sampah elektronik ke sembarang tempat, karena kebanyakan peralatan elektronik mengandung energi listrik yang membahayakan.
Untuk mengolahnya, kumpulkan dan setor ke bank sampah yang menerima limbah elektronik.
5. Kemasan Tetra Pack
Berbagai jenis makanan atau minuman dikemas dengan kemasan tetra pack.
Tetra pack adalah salah satu jenis kemasan dengan bahan dasar karton.
Olah sampah ini dengan membersihkannya lalu serahkan pada bank sampah terdekat.***