PONTIANAK, borneoreview.co – Batang sawit tua biasanya menjadi korban peremajaan kebun. Dia menjadi limbah. Padahal, bisa menjadi kayu lapis.
Artinya, limbah batang sawit tua bisa bermanfaat dan tidak sekadar menjadi penjaga kelembapan tanah (dicacah dan dibiarkan terurai) bagi pohon berikutnya, tapi juga jadi produk baru yakni kayu lapis.
Di sisi lain, kayu lapis dari batang sawit tua juga bisa menjadi solusi kekurangan bahan baku dari kayu hutan yang selama ini terjadi.
Melansir berbagai sumber, Senin (18/8/2025), adalah Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) mengolah limbah batang sawit hasil peremajaan menjadi produk kayu lapis atau sandwich laminated lumber.
Caranya, sekitar panjang 8-8,5 meter atau sekitar 75 persen dari volume batang sawit digergaji menjadi papan sawit segar menggunakan chainsaw dengan pola gergaji “kupas ubi” .
Dari proses itu menghasilkan rendemen papan segar mencapai 56,13 persen terhadap volume bat digunakan atau sekitar 42,75 persen dari total volume batang sawit.
Produk yang bisa dibuat dengan memanfaatkan bahan baku produk kayu lapis berbahan limbah batang sawit tersebut, antara lain papan laminasi, tiang laminasi, balok laminasi, papan comply, dan blockboard.
Produk laminasi sawit ditujukan untuk penggunaan interior maupun eksterior dengan fungsi konstruksi struktural maupun nonstruktural.
Produk jadi yang dapat dibuat, antara lain furnitur, dinding penyekat, flooring, kusen, pintu, jendela, dan instrumen akustik.
Ditinjau dari aspek lingkungan, penerapan teknologi sandwich laminated lumber tetap memperhatikan kelestarian dan keberlanjutan kebutuhan bahan organik sebagai sumber hara tanaman.
Hal itu dikarenakan jumlah batang sawit yang digunakan untuk bahan baku mencapai 52,5 persen dari total biomassa tanaman sawit untuk setiap hektare, sehingga ketersediaan bahan organik tanah yang dibutuhkan tanaman sawit dapat tetap terjaga.
Pun pengolahan limbah batang sawit menjadi produk bernilai tambah akan mengurangi deforestasi, emisi karbon, dan menjadi solusi bagi percepatan realisasi program peremajaan sawit sakyat, perkebunan swasta, dan negara.
Sebagai informasi, kebun kelapa sawit yang telah mencapai umur ekonomis, yaitu 25-30 tahun memang perlu diremajakan.
Potongan batang sawit hasil peremajaan biasanya hanya dibiarkan membusuk di kebun, beberapa perusahaan mencincang batang sawit untuk mempercepat proses pelapukan.
Padahal, jumlah kebun yang diremajakan sangat luas, ratusan ribu hektare per tahun.
Jadi, dengan memanfaatkan hasil riset yang dilakukan PPKS, batang sawit dapat digunakan sebagai bahan baku produk kayu lapis atau sandwich laminated lumber. ***
