PONTIANAK, borneoreview.co – Sumpit adalah senjata yang tak asing bagi warga tradisional di Asia. Dan di Indonesia, sumpit Dayak jadi salah satu yang terbaik.
Selain sebagai senjata dalam berburu, sumpit Dayak juga menjadi simbol perlawanan masyarakat Kalimantan terhadap penjajahan Belanda.
Konon, pada masa penjajahan, tentara Belanda lebih takut terhadap sumpit Dayak ketimbang senjata api.
Melansir berbagai sumber, Rabu (3/9/2025), ketakutan Belanda ini karena sumlit Dayak dioperasikan secara diam-diam dan tanpa mengeluarkan bunyi,.
Pun masyarakat Dayak melumuri anak panah dengan racun, ramuan getah pohon yang diambil dari hutan, dari pohon yang bernama ipuh.
Adalagi racun bernama tasam atau ponyong. Yang membedakan racun ini adalah efek yang ditimbulkan.
Yang jelas, dua jenis racun ini adalah racun darah yang menyerang urat saraf.
Sebagai informasi, sumpit merupakan senjata tradisional yang berbentuk pipa panjang dan di dalamnya disisipkan panah kecil untuk dilontarkan dengan bantuan angin dari tiupan mulut.
Bagi masyarakat Dayak Kalimantan, selain mandau, sumpit merupakan senjata yang selalu dibawa saat mereka pergi berburu di hutan.
Berikut beberapa hal yang patut diketahui soal sumpit Dayak:
1. Bahan dasar
Sumpit Dayak dibuat dari batang pohon berkayu keras, contohnya pohon ulin atau kayu ulin,, yang dikorek menggunakan pisau.
Tapi kini, fungsi pisau digantikan dengan bor. Pembuatan sumpit pun menjadi lebih mudah. Selain memudahkan, penggunaan bor juga membuat lubang sumpit lebih rapi dan bagus.
2. Ukuran
Sumpit berukuran 1 sampai 3 meter dan bilah sumpit terbuat dari pohon pelawi.
Sementara anak panah yang dilontarkan (disebut damek) terbuat dari bambu yang dibuat runcing dan lebar pada bagian pangkalnya.
Bentuk ini didesain untuk memudahkan anak panah meluncur saat dilontarkan.
3. Tabung bambu
Saat pergi berburu, anak panah disimpan di dalam sebuah wadah berupa tabung bambu.
Tabung bambu ini diberi tutup, sementara pada bagian sisinya diikatkan ranting pohon yang cukup kuat.
Ranting tersebut berfungsi untuk mengaitkan tabung bambu ke ikat pinggang orang yang membawanya.
Satu tabung bambu tersebut mampu menampung hingga puluhan anak panah.
4. Pakai mata tombak
Sumpit Dayak bagian ujungnya dilengkapi mata tombak.
Bentuk tersebut sengaja dipertahankan agar bilah sumpit tetap berfungsi sebagai tombak jika anak panah habis.
5. Racun
Sumpit digunakan untuk melumpuhkan lawan maupun hewan buruan. Karena itu, anak panah sumpit Dayak mengandung racun.
Ramuan racun yang terkenal berasal dari getah pohon ipuh. Ada juga racun bernama tasam atau ponyong.
Kabarnya, belum ada penawar yang bisa mengobati racun yang ada pada anak panah sumpit Dayak tersebut.
6. Perkembangan terkini
Sumpit kini digunakan sebagai seni ketangkasan yang diperlombakan.
Seni menyumpit juga masuk ke dalam kurikulum pelajaran muatan lokal di sekolah-sekolah di Kalimantan. ***
