Mengenal Anjat, Tas Khas Dayak yang Bergantung pada Keberadaan Rotan

Anjat

PONTIANAK, borneoreview.co – Indonesia menyimpan berbagai macam kerajinan tradisional yang unik dan memiliki nilai seni tinggi, salah satunya adalah anjat.

Namun, meski tetap ada, sejatinya kini faktor kelangkaan bahan baku menjadi alasan berkurangnya produk anjat.

Rotan sebagai bahan baku utama anjat semakin minim, pun jauhnya kawasan berhutan menyebabkan makin sulitnya mendapatkan hasil alam itu.

Melansir berbagai sumber, Minggu (14/9/2025), anjat adalah tas punggung yang terbuat dari belahan rotan dan merupakan hasil kerajinan anyam Suku Dayak Kenyah Bakung di Kalimantan Timur.

Anjar berbentuk seperti tabung, memiliki tinggi sekitar 70 cm dengan garis lingkaran sekitar 50 cm.

Selain dipakai untuk membawa barang-barang ketika berpergian, bagi kaum pria suku Dayak, Anjat dijadikan sebagai wadah untuk perbekalan saat berburu ke hutan.

Sementara itu, para wanita menggunakan anjat untuk menyimpan baju atau makanan bila pergi berkebun.

Meskipun anjat telah berkembang menjadi barang cenderamata yang sangat indah dan bernilai ekonomi tinggi, kerajinan khas suku Dayak Kenyah Bakung ini sudah terbilang langka.

Berikut proses pembuatan anjat:

1.  Belah rotan
Rotan harus dibelah dan dihaluskan kemudian dirangkai menjadi bentuk anjat.

2. Anyaman
Proses penganyaman anjat dilakukan berputar dari kiri ke kanan.

3. Tali
Bagian atas tas biasanya diberi gelang-gelang kecil dari rotan dan tali yang bisa ditarik agar tas tertutup rapat.

4. Menghias
Dilanjutkan dengan memberi lapisan penutup dari kain, lalu diperindah dengan hiasan manik-manik yang dirangkai menjadi berbagai macam motif.

5. Motif
Motif-motif yang ada di tas anjat sangat beragam seperti daun, bunga, lingkaran, naga, hingga segi empat.

Semua motif itu punya makna khusus yang berkaitan dengan budaya Dayak, seperti kekuatan, keberanian, dan hubungan dengan alam. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *