PONTIANAK, borneoreview.co – Emisi gas rumah kaca adalah kaya yang mungkin sangat sering terdengar. Namun, bisa jadi banyak yang belum paham.
Secara gamblang, gas rumah kaca adalah proses di mana gas menahan panas di atmosfer, sehingga mempengaruhi suhu permukaan bumi.
Artinya, peningkatan emisi gas rumah kaca karena adanya peningkatan konsentrasi gas seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan dinitrogen oksida (N2O) di atmosfer.
Melansir berbagai sumber, Minggu (28/9/2025), gas rumah kaca menyebabkan pemanasan global dengan efek pantulan dan penyerapan gelombang panjang yang bersifat panas.
Perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca mengakibatkan berbagai dampak, seperti mencairnya es di kutub, kenaikan level air laut, dan cuaca ekstrem.
Berikut faktor penyebab emisi gas rumah kaca:
1. Sektor Pertanian
Produksi hewan ternak, khususnya sapi dan domba, menjadi salah satu penyebab utama emisi metana.
Proses pencernaan ruminansia, yaitu fermentasi di dalam perut hewan, menghasilkan gas metana yang kemudian dilepaskan ke atmosfer.
Selain itu, penggunaan pupuk kimia dalam pertanian juga berkontribusi pada emisi gas rumah kaca. Pupuk kimia, seperti urea, melepaskan nitrogen oksida saat terdekomposisi di tanah.
Gas nitrogen oksida ini memiliki potensi pemanasan global yang lebih tinggi dibandingkan CO2, meskipun konsentrasinya di atmosfer lebih rendah.
Sistem irigasi pertanian juga dapat menyebabkan emisi metana dan nitrogen oksida.
Dalam kondisi tanah yang basah atau genangan air, bakteri anaerobik menghasilkan metana sebagai produk sampingan dari proses dekomposisi organik dan reduksi nitrat.
2. Penggundulan Hutan
Selama proses penggundulan, biomassa pohon yang ditebang mengalami dekomposisi alami, menghasilkan gas metana dan karbon dioksida.
Penebangan pohon juga mengurangi kemampuan hutan untuk menyerap CO2 melalui fotosintesis, sehingga meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer.
Selain itu, penggundulan hutan juga mengancam keanekaragaman hayati dan mengurangi kapasitas ekosistem untuk menyimpan karbon.
Kerusakan hutan dapat menyebabkan perubahan iklim lebih lanjut melalui albedo permukaan tanah yang berubah dan perubahan siklus air regional.
Dan, proses pembakaran hutan, baik yang disengaja maupun tidak sengaja, menghasilkan emisi GHG yang signifikan.
3. Aktivitas Pembakaran Fosil
Pembakaran bahan bakar fosil merupakan salah satu penyebab utama dari emisi gas rumah kaca, terutama karbon dioksida (CO2).
Batu bara, minyak bumi, dan gas alam digunakan secara luas sebagai sumber energi dalam industri, transportasi, dan pembangkit listrik.
Proses pembakaran ini menghasilkan CO2 sebagai produk sampingan, yang kemudian dilepaskan ke atmosfer dan berkontribusi pada peningkatan efek rumah kaca.
Selain CO2, pembakaran bahan bakar fosil juga menghasilkan gas lain seperti sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel debu.
Meskipun gas-gas ini bukan termasuk gas rumah kaca utama, mereka dapat berkontribusi terhadap polusi udara dan membentuk asam hujan, yang dapat merusak ekosistem dan kesehatan manusia.
Penggunaan kendaraan bermotor, terutama yang berbahan bakar bensin dan diesel, menjadi penyumbang emisi CO2 terbesar dari sektor transportasi.
Mesin pembakaran dalam kendaraan mengkonsumsi bahan bakar fosil dan menghasilkan emisi CO2 serta polutan lainnya ke udara
4. Industri
Industri merupakan sektor ekonomi yang membutuhkan energi dalam jumlah besar, yang seringkali diperoleh dari pembakaran bahan bakar fosil.
Proses produksi semen, misalnya, membutuhkan pembakaran batu kapur dan batubara, yang menghasilkan emisi CO2 sebagai produk sampingan.
Produksi baja juga merupakan penyumbang emisi GHG yang signifikan. Proses peleburan bijih besi dengan kokas batubara di dalam tanur tinggi menghasilkan emisi CO2 dan gas lainnya seperti karbon monoksida dan hidrokarbon.
Selain itu, industri kimia dan petrokimia juga menghasilkan emisi gas rumah kaca melalui proses kimia yang melibatkan reaksi oksidasi dan dekomposisi molekul organik.
Emisi gas rumah kaca dari industri ini tidak hanya berasal dari pembakaran bahan bakar, tetapi juga dari proses kimia sendiri. ***