PONTIANAK, borneoreview.co – Kementerian Koperasi menegaskan komitmennya untuk memaksimalkan Sistem Informasi dan Manajemen Koperasi Desa/Kelurahan (kopdeskel) melalui pengembangan microsite sebagai langkah strategis memperkuat digitalisasi koperasi.
“Penguatan Kopdeskel merupakan wujud ide dasar Presiden Prabowo untuk mengembalikan arah perekonomian nasional sesuai amanat UUD 1945, yakni sistem ekonomi berlandaskan asas kekeluargaan, kebersamaan, dan gotong royong. Untuk itu penguatan digitalisasinya dilakukan agar lebih berjalan maksimal,” kata Menteri Koperasi Ferry Juliantono.
Menkop memberikan sambutannya itu saat memimpin Rapat Koordinasi Regional Kopdeskel Merah Putih di Qubu Resort, Kabupaten Kubu Raya, Selasa, (30/9/2025) yang dihadiri Gubernur Kalbar Ria Norsan, Wamenkop Farida Farichah, Sekjen Kemenkop Ahmad Zabadi, serta para kepala dinas koperasi dari Kalimantan dan Jawa Tengah.
Menurutnya, pembentukan Kopdeskel bukan hanya program pemerintah, tetapi keputusan ideologis dan gerakan negara. Jika koperasi maju, maka perekonomian bangsa juga akan ikut maju.
Untuk mempercepat transformasi, Kemenkop menyiapkan Asisten Bisnis bagi 10 Kopdeskel Merah Putih dan Project Management Officer (PMO) di setiap daerah, termasuk dukungan tenaga ahli paruh waktu dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) yang mulai disalurkan pada Oktober 2025.
Kemenkop juga menggandeng Kejaksaan melalui aplikasi Jaga Desa untuk memastikan tata kelola dan pengawasan berjalan transparan.
“Ukuran keberhasilan Kopdeskel ini adalah keuntungan, karena koperasi merupakan badan usaha. Melalui SimkopdesS dan microsite, kita ingin mewujudkan koperasi yang sehat, transparan, sekaligus mampu membebaskan masyarakat desa dari jeratan pinjaman online maupun tengkulak,” jelas Ferry.
Ia menegaskan, Kopdeskel harus berperan sebagai penyedia kebutuhan pokok dan obat-obatan dengan harga terjangkau, sekaligus mengangkat desa sebagai subjek utama dalam pembangunan ekonomi kerakyatan.
Di tempat yang sama, Gubernur Kalbar Ria Norsan menyatakan dukungan penuh terhadap penguatan Kopdeskel di daerahnya. Ia menyebut Kalbar saat ini memiliki 2.143 Kopdeskel Merah Putih, dengan 1.613 di antaranya sudah mengaktifkan akun microsite.
“Mari kita jadikan koperasi sebagai motor penggerak utama perekonomian, bukan sekadar pelengkap pembangunan. Optimalisasi microsite Kopdeskel akan menjadi instrumen penting dalam digitalisasi, transparansi, dan penguatan ekonomi kerakyatan,” tuturnya.
Ria Norsan menambahkan, rapat koordinasi ini diharapkan menghasilkan langkah konkret berupa sinergi Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam pendampingan koperasi, pengembangan skema kemitraan rantai pasok, serta pemanfaatan penuh Simkopdes untuk mempercepat modernisasi koperasi desa. (Ant)