PONTIANAK, borneoreview.co – Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Ria Norsan mengatakan di tengah derasnya arus modernisasi dan kemajuan teknologi keberadaan museum tetap memegang peran penting sebagai penjaga identitas bangsa dan ruang reflektif bagi masyarakat untuk memahami perjalanan sejarah dan kebudayaan.
“Museum bukan sekadar tempat menyimpan artefak bersejarah, melainkan ruang yang hidup yang merekam jejak sepanjang perjalanan peradaban bangsa,” kata Gubernur Ria Norsan saat membuka kegiatan Sepekan Festival Museum Kalbar di Pontianak, Selasa (7/10/2025).
Festival kebudayaan yang akan berlangsung hingga 12 Oktober itu mengusung tema “Museum Gerbang Peradaban Nusantara”, bertepatan dengan peringatan Hari Museum Nasional (12 Oktober), Hari Kebudayaan Nasional (17 Oktober), serta Hari Ulang Tahun (HUT) ke-51 Museum Kalbar.
Ia menjelaskan tema tersebut dipilih untuk menegaskan pentingnya museum sebagai sumber inspirasi, pengetahuan, dan nilai luhur budaya bangsa. Menurutnya, kemajuan suatu bangsa tidak dapat dilepaskan dari kemampuannya menghargai serta melestarikan warisan budaya.
“Museum adalah penjaga identitas bangsa sekaligus pembawa pesan dari masa lalu. Ia menjadi jendela sejarah yang memberi pelajaran bagi masa kini dan kompas untuk menavigasi masa depan,” tuturnya.
Bagi Kalbar yang kaya akan keberagaman etnis dan budaya, lanjutnya, museum memiliki nilai strategis sebagai sarana pelestarian sejarah, kearifan lokal, serta harmoni antar-masyarakat di Bumi Khatulistiwa.
Sepekan Festival Museum 2025 menghadirkan beragam kegiatan edukatif dan rekreatif yang dirancang untuk memperkenalkan sejarah dan kebudayaan Nusantara kepada generasi muda, antara lain Lomba Tundang dan Pantun Berdendang, pameran koleksi museum, lokakarya sejarah lokal, serta pertunjukan seni tradisi.
Ria Norsan berharap festival ini menjadi ruang alternatif bagi anak muda untuk belajar dan berekspresi, sekaligus menumbuhkan rasa bangga terhadap budaya bangsa.
“Kegiatan ini menjadi ruang edukasi dan inspirasi bagi anak muda agar tidak terlalu larut dalam permainan digital yang bersifat candu,” tuturnya.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalbar mengajak seluruh lapisan masyarakat, termasuk lembaga pendidikan, komunitas budaya, dan pelaku kreatif, untuk menjadikan museum sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
“Kunjungi museum, pelajari isinya, dan jadikan inspirasi untuk mencipta, berkarya, serta membangun bangsa,” katanya.
Melalui pelaksanaan Sepekan Festival Museum 2025, Pemprov Kalbar berharap museum dapat semakin berperan sebagai pusat literasi budaya, memperkuat kesadaran sejarah generasi muda, dan mendorong tumbuhnya kreativitas berbasis nilai-nilai lokal yang memperkaya identitas nasional. (Ant)