Karhutla di Kabupaten Sukamara Kalteng Turun 6,98 Persen

SUKAMARA, borneoreview.co  – Kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah (Kalteng), bisa dikatakan lebih rendah dari catatan tahun lalu yakni angka penurunannya mencapai 6,98 persen.

Karena itu, Penjabat (Pj) Bupati Sukamara, Kalteng, Rendy Lesmana menyatakan penanganan karhutla di kabupaten yang dipimpinnya relatif terkendali dan baik.

Setidaknya, dari data berdasarkan laporan penangan kejadian karhutla, pada September 2023 luas lahan yang terbakar 217,1 hektare. Sedangkan pada 2024, di bulan yang sama, terbakar seluas 202,9 hektare.

“Memang mengalami penurunan 14,16 hektare atau sekitar 6,98 persen,” tutur Rendy di Sukamara, Selasa (3/9/2024).

Kemudian berdasarkan laporan indeks standar pencemaran udara (ISPU) kualitas udara pada 30 Agustus 2024 di stasiun pemantauan provinsi yakni sebesar 48, dengan kriteria tingkat kualitas udara yang sangat baik dan tidak memberikan efek negatif terhadap manusia, hewan, dan tumbuhan.

“Terima kasih kepada seluruh pemangku kepentingan terkait, sehingga penanganan karhutla di wilayah ini relatif dapat terkendali,” ucap Rendy.

Kendati demikian, Pemkab Sukamara terus berupaya secara optimal dalam upaya pencegahan maupun penanganan karhutla. Pemkab beserta lintas sektor juga telah melaksanakan gelar pasukan dan sarpras siaga 2024 menghadapi puncak kekeringan yang diperkirakan pada September dan Oktober 2024.

“Karena itu pemerintah daerah perlu meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan dalam menghadapi karhutla,” ujarnya.

Rendy mengatakan, selama ini satu permasalahan yang selalu dihadapi oleh pemerintah hampir setiap tahunnya adalah karhutla. Karena itu, hal tersebut perlu menjadi perhatian semua pihak agar tidak seperti tahun sebelumnya yang harus naik status menjadi tanggap darurat karhutla.

Dirinya juga menerangkan beberapa langkah konkret yang perlu dilakukan yakni tim satgas yang tergabung dalam penanggulangan bencana khususnya karhutla, lebih mengoptimalkan patroli terpadu secara rutin pada daerah rawan.

Rendy juga menyampaikan agar seluruh perangkat daerah sampai pada tingkat RT/RW melaksanakan pengawasan serta segera mengoordinasikan pemadaman dini jika terjadi karhutla pada wilayahnya masing-masing.

“Mari kita bersama-sama dan bahu-membahu mencegah agar tidak terjadi karhutla di wilayah ini. Kalaupun ada, maka segera lakukan tindakan preventif untuk menanggulanginya,” demikian Rendy. (Ant)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *