PONTIANAK, borneoreview.co – Kunjungilah Desa Pela di Kota Bangun, Kutai Kartanegara (Kukar). Kampung di pedalaman anak Sungai Mahakam ini sangat memesona.
Desa Pela ini dikelilingi sungai, rawa, dan danau. Ketika matahari terbenam, bentangan alam di sini begitu indah.
Bukan hanya soal indah, Desa Pela ini juga sangat terkait dengan pesut Mahakam, hewan yang sangat dilindungi.
Melansir berbagai sumber, Jumat (24/10/2025), Desa Pela ini memang merupakan wilayah konservasi pesut Mahakam, bekerja sama dengan Yayasan Rare Aquatic Species of Indonesia (RASI).
Ada sekitar 17 spesies mamalia ini yang bermukim di sekitar Desa Pela. Angka 17 ini merupakan bagaian dari total 80 spesies lain di sepanjang Sungai Mahakam.
Warga Desa Pela pun ikut menjaga keberadaan pesut Mahakam yang bermukim di muara sungai.
Bahkan, ikut merawat dan menolong pesut yang ditemukan terluka atau bahkan mati di tepian sungai.
Desa ini dihuni oleh 90 persen masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan.
Sebagai informasi Desa Pela terletak di tepi anak Sungai Mahakam dan di ujung mulut Danau Semayang.
Danau Semayang merupakan satu dari tiga danau terbesar yang ada di Kaltim. Dua danau lainnya, yakni Danau Melintang dan Danau Jempang.
Desa Pela merupakan perkampungan nelayan yang didominasi oleh rumah dan jembatan kayu.
Jembatan tatakan kayu menjadi jalan utama yang menghubungkan setiap rumah karena wilayahnya dikelilingi oleh sungai, rawa, dan danau.
Pada 16 juni 2018, Pemerintah Kabupaten Kukar menetapkan Desa Pela sebagai desa wisata.
Sejak itu, mulai mendapat kunjungan wisatawan baik dari Kalimantan Timur mau pun luar daerah.
Desa Pela menawarkan beberapa destinasi wisata di antaranya wisata susur sungai dari dermaga di Kota Bangun menuju Desa Pela yang dapat ditempuh sekitar 30 menit menggunakan longboat (perahu panjang).
Kemudian, wisata kampung pesisir dengan menginap dan melihat langsung aktivitas para nelayan desa.
Desa ini juga menyediakan homestay yang disiapkan langsung dari rumah warga desa setempat.
Wajah Desa Pela pun sudah ditata menjadi sangat ciamik sebagai objek wisata dengan menampilkan beberapa titik spot foto yang instagenic.
Di banyak sisi juga ditaruh papan informasi tentang Desa Pela dan peta wisata sekitar (maps of tourism).
Selain itu, desa wisata ini juga menawarkan wisata edukasi melalui museum Desa Pela atau museum nelayan.
Di dalam museum tersebut, berisi alat tangkap nelayan yang ramah lingkungan.
Masyarakat Desa Pela memang berkomitmen untuk menjaga lingkungan dengan melakukan aktivitas nelayan secara tradisonal tanpa illegal fishing. **
