SAMBAS, borneoreview.co – Suasana Car Free Day (CFD) di Kabupaten Sambas, Minggu (2/11/2025), berlangsung meriah dan penuh keceriaan. Di antara pengunjung yang memadati area CFD, tampak Anggota DPRD Kabupaten Sambas, Anwari, ikut larut dalam keseruan memainkan egrang atau jangkak, salah satu permainan tradisional yang menjadi ciri khas kegiatan rutin tersebut.
Legislator dari Partai Gerindra itu tidak hanya bermain sendiri, melainkan bersama anak-anaknya serta masyarakat yang hadir di lokasi. Mereka tampak antusias mencoba berbagai permainan tradisional lainnya seperti terompah dan hulahop.
Permainan-permainan itu disiapkan panitia dan bisa digunakan secara gratis oleh pengunjung. Selain menjadi sarana hiburan dan olahraga, kegiatan ini juga bertujuan membangkitkan kenangan masa kecil sekaligus mengenalkan permainan tradisional kepada generasi muda.
“CFD di Sambas ini bukan hanya untuk olahraga, tapi juga menjadi ruang edukatif agar anak-anak mengenal permainan tradisional yang sarat nilai kebersamaan,” ujar salah satu pengunjung.
Tak hanya permainan tradisional, pengunjung juga dimanjakan dengan senam bersama yang dipandu instruktur berpengalaman. Seusai berolahraga, masyarakat bisa menikmati aneka kuliner lokal yang dijajakan para pelaku UMKM di sekitar area CFD.
Menurut data instansi terkait, lebih dari 150 pelaku UMKM kuliner telah terdata berjualan di area CFD Sambas. Jumlah itu terus bertambah setiap minggunya, seiring tingginya minat masyarakat untuk ikut meramaikan kegiatan tersebut.
Pelaksana lapangan CFD Sambas, Indra Nova, menyebut pendataan pedagang dilakukan secara berkelanjutan oleh Dinas Perhubungan dan Diskumindag bersama panitia.
“Kalau saat ini yang terdata sudah lebih dari 150 lapak atau pedagang, dan masih terus ada penambahan,” ujarnya.
Kepala Seksi Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kabupaten Sambas, Hendi Irawan, mengatakan pihaknya terus berkoordinasi dengan Diskumindag dan panitia lapangan untuk memastikan penataan dan pengaturan pedagang berjalan tertib dan nyaman bagi semua pihak.
Menurut Hendi, kegiatan CFD akan dievaluasi secara rutin agar pelaksanaannya semakin baik.
“Evaluasi dilakukan bersama, baik dari Dishub, Diskumindag maupun pelaksana lapangan. Apa yang masih kurang akan kita perbaiki agar masyarakat makin nyaman,” katanya.
Dengan perpaduan antara olahraga, permainan tradisional, dan geliat ekonomi rakyat, Car Free Day Sambas kian menjadi ruang publik yang hidup dan inklusif, mempererat hubungan sosial warga sekaligus menghidupkan ekonomi lokal.***
