BANDUNG, borneoreview.co — Special Olympics Indonesia dengan bangga menjadi tuan rumah Special Olympics Southeast Asia Football Competition 2025, yang akan diselenggarakan di Bandung pada 10–14 November 2025.
Acara Special Olympics Southeast Asia Football Competition 2025 akan diikuti oleh 132 atlet sepak bola dengan disabilitas intelektual dan perkembangan (IDD) dari 6 negara, terdiri atas 6 tim putra dan 6 tim putri. Para peserta berasal dari Special Olympics Bangladesh, Indonesia, Malaysia, Pilipinas (Filipina), Thailand, dan Vietnam, dan akan bertanding dalam format 7 lawan 7. Kompetisi ini menampilkan keterampilan, ketangguhan, dan sportivitas para atlet dengan IDD berusia antara 16 hingga 29 tahun.
Para atlet tersebut telah berlatih secara rutin di bawah program Special Olympics di negara masing-masing. Kompetisi ini menjadi wadah penting untuk merayakan prestasi mereka sekaligus mempromosikan inklusi melalui olahraga.
Special Olympics merupakan gerakan global yang memperjuangkan inklusi bagi penyandang disabilitas intelektual melalui kekuatan transformatif olahraga. Setiap individu — tanpa memandang kemampuan — berhak untuk tumbuh, berkembang, dan diakui.
“Kegiatan ini dapat terselenggara berkat dukungan dari banyak pihak, terutama Pemerintah Kota Bandung dan kontribusi dari sektor swasta,” ujar Komarudin, Ketua Panitia Penyelenggara Bandung.
“Kami berkomitmen untuk menyelenggarakan acara ini dengan sukses — tidak hanya untuk Bandung, tetapi juga untuk Indonesia,” tambahnya.
Selain pertandingan, acara ini juga menjadi sarana mempererat persahabatan dan saling menghormati antarnegara di kawasan Asia Tenggara, sekaligus memberi kesempatan bagi individu dengan IDD untuk bersinar dan mengharumkan nama bangsanya.
“Acara olahraga inklusif sangat penting karena memberi kesempatan kepada semua orang — terutama mereka dengan disabilitas intelektual dan perkembangan — untuk menunjukkan bakat, membangun kepercayaan diri, dan merasa diterima. Olahraga membantu memecah batas dan mengingatkan kita bahwa kemampuan lebih penting daripada disabilitas,” ujar Juliana Marie Albao, pemain sepak bola dari Special Olympics Pilipinas.
Kompetisi akan berlangsung di Stadion Persib Sidoliq, yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani No. 252, Kacapiring, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung, Jawa Barat 40262.
Selain pertandingan, acara ini juga akan menampilkan Special Olympics Healthy Athletes®, yang didukung oleh Golisano Foundation, pada 12–13 November. Kegiatan ini menyediakan pemeriksaan kesehatan gratis dan edukasi kesehatan melalui program Health Promotion (Pencegahan Penyakit) dan FunFitness (Fisioterapi) bagi 200 atlet dengan IDD yang berpartisipasi di Bandung.
Media dan masyarakat umum diundang untuk hadir, memberikan dukungan kepada para atlet, dan merasakan semangat olahraga inklusif!
Special Olympics Indonesia (SOIna) adalah organisasi nirlaba yang berdedikasi memberdayakan individu dengan disabilitas intelektual melalui olahraga. Sebagai anggota ke-79 yang diakui secara resmi oleh Special Olympics International, SOIna mendapatkan akreditasi pada 9 Agustus 1989.
SOIna beroperasi sebagai organisasi independen dan inklusif yang bertujuan mengubah kehidupan dengan menumbuhkan penerimaan, martabat, dan partisipasi masyarakat. Melalui olahraga, SOIna membantu individu dengan disabilitas intelektual menjadi anggota masyarakat yang dihargai dan produktif.
Didirikan pada tahun 1968, Special Olympics merupakan gerakan olahraga global yang bertujuan mengakhiri diskriminasi terhadap penyandang disabilitas intelektual. Gerakan ini menumbuhkan penerimaan terhadap semua orang melalui kekuatan olahraga, pendidikan, kesehatan, dan kepemimpinan.
Saat ini, gerakan Special Olympics telah berkembang menjadi lebih dari 4,6 juta atlet dan mitra olahraga Unified Sports di lebih dari 200 negara. Dengan dukungan lebih dari 1 juta pelatih dan relawan, Special Olympics menyelenggarakan lebih dari 30 cabang olahraga bergaya Olimpiade dan hampir 60.000 acara dan kompetisi setiap tahunnya. Di kawasan Asia Pasifik, Special Olympics telah menjangkau lebih dari 550.000 atlet di 34 negara.
Peraturan Sepak Bola Special Olympics
Kompetisi Special Olympics mengusung konsep divisioning, yaitu sistem unik yang memastikan atlet dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, usia, dan tingkat kemampuan. Dengan cara ini, setiap atlet dapat bertanding dengan lawan yang memiliki kemampuan serupa — menciptakan suasana kompetisi yang adil, kompetitif, dan menyenangkan.
Dalam sepak bola, proses dimulai dengan penilaian keterampilan individu, di mana atlet berlatih menggiring bola, menembak, serta melakukan teknik lari dan tendangan. Setiap keterampilan diukur waktunya dan diberi skor, yang kemudian digunakan untuk menentukan peringkat kemampuan masing-masing atlet.
Berdasarkan hasil tersebut, atlet dengan kemampuan serupa akan dikelompokkan menjadi satu tim. Tim-tim ini kemudian menjalani penilaian keterampilan tim, termasuk dribbling slalom, kontrol dan umpan, serta tendangan ke gawang.
Dalam tahap kompetisi, setiap tim akan bertanding dalam pertandingan berdurasi 8 menit melawan tim lain dengan tingkat kemampuan yang sebanding. Sistem ini memastikan setiap pertandingan berjalan seimbang, kompetitif, dan menggembirakan — mencerminkan semangat sejati inklusi dan sportivitas yang menjadi ciri khas Special Olympics.***
