SAMARINDA, borneoreview.co- Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur memastikan Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Long Sam memenuhi standar kesejahteraan satwa.
Kepastian ini setelah BKSDA melakukan pemantauan pembangunan fasilitas terbaru di PPS Long Sam.
Selain itu, BKSDA juga memuji PPS Long Sam yang menjalankan program sekolah hutan bagi satwa.
“Kami melakukan peninjauan yang bertujuan memastikan pembangunan sarana pendukung rehabilitasi berjalan sesuai rencana dan memenuhi standar kesejahteraan satwa,” ujar Kepala BKSDA Kaltim, M Ari Wibawanto, di Samarinda, Minggu (9/11/2025).
Ari menyebut, fokus peninjauan adalah untuk melihat progres pembangunan pulau prarelease bagi satwa. Selain itu, pemantauan juga mencakup area suaka atau sanctuary yang dikembangkan dengan nama ‘Wildlife Dreamland’.
Pihaknya turut memeriksa kesiapan fasilitas vital pendukung lainnya. Fasilitas tersebut meliputi pusat perawatan, klinik satwa, serta berbagai perlengkapan penunjang rehabilitasi.
“Standar kesejahteraan satwa atau animal welfare menjadi prioritas utama dalam setiap tahapan rehabilitasi di pusat penyelamatan ini,” kata Ari.
Upaya optimalisasi PPS Long Sam merupakan bentuk sinergi erat antara BKSDA Kaltim dengan Conservation Action Network (CAN). Sinergi ini menjadi kunci keberhasilan program konservasi jangka panjang di Kalimantan Timur.
Kolaborasi ini diharapkannya dapat menyempurnakan fungsi PPS Long Sam dalam tiga aspek utama yakni penyelamatan, perawatan, dan pelepasliaran.
PPS Long Sam digenjot semakin optimal dalam melaksanakan fungsi penyelamatan satwa liar dilindungi yang membutuhkan pertolongan.
Pusat ini juga didorong untuk meningkatkan kapasitas perawatan intensif untuk memulihkan kondisi fisik dan psikis satwa. Tujuan akhirnya adalah kesiapan pelepasliaran satwa kembali ke habitat alaminya setelah dinilai siap.
“Salah satu program unggulan yang telah berjalan di kawasan Long Sam adalah Sekolah Hutan (forest school),” jelas Ari.
Sekolah hutan ini dirancang sebagai ruang bagi satwa liar untuk belajar kembali mengenal habitat aslinya di hutan.
Tim gabungan BKSDA Kaltim bersama Conservation Action Network mendampingi proses belajar satwa ini setiap hari.
Di dalam hutan Long Sam, satwa-satwa tersebut didorong untuk beradaptasi secara bertahap. Mereka mengasah kembali berbagai perilaku alami yang esensial untuk bertahan hidup.
“Perilaku tersebut mencakup kemampuan memanjat pohon dengan tangkas dan aman,” ucapnya.
Satwa juga dilatih untuk aktif mencari pakan secara mandiri, mengurangi ketergantungan pada manusia. Program ini terbukti efektif membantu satwa membangun kembali kepercayaan diri untuk hidup di alam bebas.
Pendampingan dilakukan secara cermat dan disesuaikan dengan perkembangan setiap individu satwa. Lingkungan yang digunakan sengaja dibuat mendekati kondisi alami hutan agar adaptasi berjalan baik.
“Tujuan utamanya agar satwa-satwa ini dapat memulihkan naluri liarnya secara penuh,” ujar Ari. (Ant)
