KLH Mau Tinjau Ulang Persetujuan Lingkungan Wilayah Terdampak Banjir Bandang

banjir bandang

JAKARTA, borneoreview.co – Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) akan meninjau kembali dokumen persetujuan lingkungan perusahaan-perusahaan di wilayah terdampak banjir bandang.

Seperti diketahui banjir bandang dan longsor telah terjadi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat termasuk di Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Toru.

Artinya, KLH mau mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah banjir bandang dan longsor terulang.

Menteri Lingkungan Hidup (LH)/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH), Hanif Faisol Nurofiq, menyampaikan sudah meminta jajaran terkait melakukan kajian ulang persetujuan lingkungan.

“Kemudian kita juga akan me-review semua persetujuan di situ,” katanya usai Anugerah Proklim Tahun 2025 di Jakarta, Senin (1/12/2025).

“Jadi, kita akan menggunakan kondisi siklon tropis ini sebagai baseline dari curah hujan. Artinya, semua kajian lingkungan harus di atas itu kemampuannya,” tambah Hanif.

Secara khusus dia menyebut KLH/BPLH akan memanggil delapan perusahaan yang beraktivitas di DAS Batang Toru untuk memberikan penjelasan lebih lanjut terkait aktivitas mereka di wilayah itu. Hal itu dilakukan untuk menelusuri gelondongan kayu yang terseret banjir di wilayah Sumatera.

Dengan data verifikasi awal dan jika sudah mendapatkan data-data yang diperlukan maka pihaknya akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah banjir dan longsor terulang.

“Apakah penghentian kegiatan dan seterusnya. Karena ini memang sudah terjadi bencana. Ini kan memang harus ada yang tanggung jawab ya terkait dengan bencana ini,” jelasnya.

Dia mengakui bahwa masih ada ketidakmampuan untuk mendeteksi potensi bencana yang disebabkan oleh perubahan iklim. Termasuk dalam kasus bencana di Sumatera yang dipengaruhi Siklon Tropis Senyar, sebuah fenomena langka di mana siklon terbentuk di dekat khatulistiwa.

Bencana yang terjadi dia harapkan dapat menjadi pembelajaran agar tidak terulang kembali, termasuk dengan memastikan kesiapan daya dukung dan daya tampung lingkungan.

Sebelumnya, telah terjadi banjir dan longsor di sejumlah wilayah di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat dalam beberapa hari terakhir.

Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sampai Senin pagi (1/12/2025) jumlah korban jiwa di ketiga daerah terdampak sudah mencapai 442 orang.

Presiden Prabowo Subianto sendiri sudah melakukan peninjauan ke lokasi terdampak pada hari ini. Operasi modifikasi cuaca juga dilakukan oleh pemerintah di wilayah Sumatera untuk menekan curah hujan di wilayah tersebut.(Ant)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *