Satgas Penanggulangan Bencana Kotim Berhasil Amankan Sutet dari Karhutla

SAMPIT, borneoreview.co – Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Bencana Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah (Kalteng) berhasil mengamankan sutet dari ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Ini terjadi setelah Satgas Penanggulangan Bencana Kotim berhasil memadamkan karhutla yang sempat mengepung sutet atau tower listrik bertegangan tinggi yang berada di Desa Sungai Paring, Kecamatan Cempaga.

“Perkembangan karhutla di Desa Sungai Paring yang terjadi secara umum kami nyatakan aman pada pukul 23:27 WIB, setelah upaya pemadaman dimulai pada pukul 10:00 WIB,” kata Kepala Pelaksana BPBD Multazam di Sampit, Rabu (7/8/2024).

Sebagai informasi, data karhutla sementara dari Januari hingga 8 Agustus 2024, tercatat ada 24 kejadian karhutla yang tersebar di sejumlah kecamatan di Kotim.

Rinciannya, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang 11 kejadian, Baamang 7 kejadian, Seranau 2 kejadian, Teluk Sampit 2 kejadian, Cempaga 1 kejadian, dan Mentaya Hilir Selatan 1 kejadian.

Ceritanya, pada Minggu (4/8/2024) BPBD Kotim mendapat laporan adanya titik panas atau hotspot di Desa Sungai Paring, Kecamatan Cempaga.

Kemudian, pada Senin (5/8/2024) pagi tim patroli Manggala Agni melakukan pengecekan lapangan ke lokasi hotspot dan menemukan adanya kebakaran lahan dengan luasan sekitar dua hektare.

Tim patroli kemudian melapor ke Posko BPBD guna meminta bantuan armada dan personel untuk melakukan pemadaman. Pada pukul 17:00 WIB satgas keluar dari area kebakaran dan dinyatakan pemadaman selesai.

Namun, tak berapa lama pihaknya menerima informasi bahwa kembali terjadi karhutla di titik yang berbeda tapi masih pada kawasan yang sama.

Bahkan, karhutla kali ini mengepung sebuah objek vital berupa tower sutet, sehingga satgas kembali mengumpulkan personel.

“Jadi karhutla ada dua kali, pada titik pertama kami padamkan pada pukul 17:00 WIB, kemudian titik kedua di bawah sutet dinyatakan selesai pemadaman pada 23:27 WIB,” jelasnya.

Berdasarkan laporan petugas yang melakukan pemadaman memang lokasi karhutla dalam kondisi kering, vegetasi berupa semak belukar dan adanya angin kencang membuat api cepat meluas.

Multazam melanjutkan, operasi pemadaman pada titik kedua merupakan operasi krisis karena berdampak pada objek vital berupa tower sutet yang mendistribusikan listrik di lima kabupaten wilayah selatan.

Dalam operasi ini petugas PLN juga turun ke lokasi untuk memandu operasi pemadaman karena kawasan tersebut merupakan kawasan berisiko atas sutet tersebut.

Sejumlah kendala dihadapi satgas dalam upaya pemadaman, mulai dari sumber air di lokasi yang tidak cukup, jarak sumber air dengan titik kebakaran yang cukup jauh, yakni 200-300 meter.

Lalu, lokasi karhutla yang tak dapat dijangkau dengan kendaraan roda enam atau mobil tangki sampai dengan kondisi pencahayaan yang hampir tidak ada karena lokasi kebakaran cukup jauh dari pemukiman.

Kendati demikian, kerja keras tim gabungan BPBD, Manggala Agni, PLN, masyarakat dan pihak lainnya akhirnya karhutla berhasil dipadamkan. (Ant)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *