Putera Sampoerna Foundation Perkuat Komitmen Pendidikan Inklusif dan Penguasaan Numerasi dalam Peringatan Hari Guru Nasional

Putera Sampoerna Foundation

JAKARTA, borneoreview.co – Dalam peringatan Hari Guru Nasional tahun ini, Putera Sampoerna Foundation (PSF) menegaskan komitmennya untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang inklusif, berkelanjutan, dan berdaya saing global. Dengan tema “Membangun Masa Depan Gemilang melalui Pendidikan Inklusif dan Penguasaan Keterampilan Matematika untuk Semua”, PSF menggelar rangkaian acara inspiratif yang terdiri dari dua sesi talkshow dengan melibatkan para ahli dan praktisi pendidikan.

Elan Merdy, Senior Director PSF, menekankan peran guru sebagai ujung tombak pendidikan dan agen perubahan.

“Melalui pelatihan dan dukungan yang kami berikan, kami percaya guru dapat menciptakan lingkungan belajar inklusif yang memberdayakan siswa. Teknologi juga menjadi alat penting dalam meningkatkan kemampuan literasi numerasi siswa, sehingga mereka lebih siap menghadapi tantangan masa depan,” ujar Elan.

Menghadapi Stigma dalam Pendidikan Inklusif

Sesi pertama bertajuk “Menghadapi Stigma: Mengubah Persepsi tentang Pendidikan Inklusif dan Pendidikan Khusus” menyoroti tantangan stigma di masyarakat. Putra Asga Elevri, Direktur Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Ditjen GTK, menyatakan pentingnya kolaborasi berbagai pihak dan pendekatan berbasis kebutuhan fungsional untuk mendukung siswa, termasuk penyandang disabilitas.

Dalam sesi ini, PSF meluncurkan buku berjudul “Menjembatani Perbedaan: Pendidikan Inklusif dan Pendidikan Khusus sebagai Pilar Kesetaraan”, hasil kolaborasi dengan Ditjen GTK Kemendikbudristek dan Platform Merdeka Mengajar. Buku ini menjadi bukti kontribusi guru dalam menciptakan inovasi pendidikan inklusif di tingkat nasional.

Juliana, Head of Program Development PSF dan Guru Binar, menambahkan bahwa kolaborasi sekolah, orang tua, dan masyarakat adalah kunci ekosistem pendidikan inklusif.

“Guru yang adaptif membantu siswa berkembang sesuai potensinya dan menciptakan rasa dihargai dalam lingkungan belajar,” ujarnya.

Peran Inovasi Teknologi dalam Pembelajaran Matematika

Pada sesi kedua bertema “Inovasi Teknologi dan Peran Guru dalam Meningkatkan Pembelajaran Matematika yang Efektif”, PSF menyoroti urgensi penguatan numerasi siswa di Indonesia. Berdasarkan data PISA 2022, skor matematika siswa Indonesia hanya 366, jauh di bawah rata-rata OECD sebesar 472.

Tasya Kamila, public figure yang hadir, membagikan pengalamannya belajar matematika sejak sekolah dan bagaimana ia menanamkan kecintaan numerasi pada anak-anaknya melalui kegiatan sehari-hari. “Aku ingin mereka menyukai matematika sejak dini karena keterampilan numerasi berguna di masa depan,” ungkap Tasya, yang pernah meraih nilai sempurna dalam Ujian Nasional SMP.

Juliana menjelaskan bahwa PSF melalui School Development Outreach (PSF-SDO) telah menerapkan program untuk meningkatkan kualitas pendidikan, termasuk melalui metode Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL). Program ini terbukti meningkatkan keterampilan literasi dan numerasi siswa hingga 7% dalam dua tahun terakhir dengan pendekatan kontekstual dan teknologi, seperti video tutorial dan augmented reality (AR).

Inovasi PSF-SDO untuk Pendidikan Berkualitas

PSF-SDO menjalankan tiga program utama untuk mendukung pendidikan:

Lighthouse School Program (LSP): Pengembangan sekolah secara holistik, mulai dari infrastruktur hingga kepemimpinan.
Teachers Learning Centre (TLC): Pelatihan berkelanjutan untuk meningkatkan kompetensi guru.
Guru Binar: Platform pelatihan daring yang memungkinkan guru belajar secara fleksibel dan efektif.
Melalui program-program ini, PSF berkomitmen meningkatkan kompetensi guru dan mendukung siswa agar lebih siap menghadapi tantangan global.

“Kami berharap upaya ini dapat membangun pendidikan Indonesia yang lebih inklusif dan berdaya saing,” tutup Juliana.

Tentang Putera Sampoerna Foundation

Sebagai institusi bisnis sosial pertama di Indonesia, Putera Sampoerna Foundation telah berfokus pada peningkatan kualitas pendidikan selama lebih dari 20 tahun. Melalui program-programnya, PSF telah menjangkau lebih dari 33.661 guru, 416.109 siswa, dan 152 sekolah di seluruh Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *