KALTENG, borneoreview.co – Nama Abi Kusno Nachran mungkin tidak begitu dikenal oleh generasi muda saat ini, tetapi bagi masyarakat Kalimantan Tengah dan para aktivis lingkungan, ia adalah sosok yang sangat dihormati. Sebagai jurnalis dan politikus, Abi dikenal karena keberaniannya mengungkap praktik illegal logging di Kalimantan.
Sejak awal kariernya sebagai jurnalis, Abi gencar menyuarakan isu lingkungan, khususnya penebangan liar yang merusak hutan. Tulisan-tulisannya yang tajam dan investigasinya yang mendalam membuatnya menjadi ancaman bagi pelaku kejahatan lingkungan, termasuk pengusaha besar dan pejabat yang terlibat. Namun, perjuangannya tidak berjalan tanpa risiko.
Dilansir dari kanal YouTube Ruang Tengah, salah satu keberhasilan besarnya adalah menggagalkan tiga kapal berbendera Tiongkok yang hendak mengangkut kayu ilegal dari Taman Nasional Tanjung Putih. Namun, upayanya ini berujung pada serangan brutal terhadap dirinya di Pangkalan Bun pada 28 November 2001. Abi diserang dengan senjata tajam hingga mengalami 17 luka bacok, kehilangan empat jari, dan harus menjalani operasi besar dengan 350 jahitan.
Meski mengalami penganiayaan berat, semangatnya tak pernah padam. Pada 2004, ia terjun ke dunia politik dan terpilih sebagai anggota DPD Kalimantan Tengah, tetap konsisten menyuarakan perlindungan lingkungan. Namun, ancaman terhadapnya terus berlanjut. Pada 4 Juli 2006, ia menerima sebuah kotak berisi kain kafan, gambar mayat, dan pesan ancaman terkait investigasinya.
Tragisnya, pada 24 Juli 2006, Abi Kusno meninggal dalam kecelakaan mobil di tol Cirebon. Banyak yang mencurigai bahwa kecelakaan ini bukan kebetulan, melainkan bagian dari upaya membungkam perjuangannya.
Kisahnya menjadi bukti betapa mahalnya harga sebuah kebenaran. Hingga kini, namanya tetap dikenang sebagai pejuang lingkungan yang tak gentar menghadapi ancaman, meski nyawa menjadi taruhannya. (Jur)