Ada Pohon Langka “Saninten” di Lembah Bukit Manjai Kalsel

saninten

BANJARMASIN, borneoreview.co – Tim Observasi Keragaman Hayati Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Lambung Mangkurat (ULM) menemukan pohon langka “saninten” (Castanopsis argentea), sering disebut rambutan hutan di Taman Biodiversitas hutan hujan tropis di lembah bukit Manjai, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

“Saninten adalah pohon asli Indonesia yang keberadaannya hampir punah, bahkan sebagian daerah bisa dinyatakan punah secara lokal,” kata Ketua Tim Observasi Keragaman Hayati Luthfiana Nurtamara, M.Pd di Banjarmasin, Jumat (7/11/2025).

Luthfiana mengungkapkan Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (International Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukkan saninten ke dalam daftar merah dengan status Endangered Species atau terancam punah di alam.

Dosen botani jurusan Pendidikan Biologi ULM inipun mengaku bersyukur saninten akhirnya bisa ditemukan di Taman Biodiversitas dan pihaknya berkomitmen untuk menjaga kelestariannya di alam.

Sementara Dr. Amalia Rezeki, Biologist Conservation dari ULM yang juga founder Taman Biodiversitas hutan hujan tropis lembah bukit Manjai merasa senang atas ditemukannya keberadaan pohon langka seperti pohon saninten di lokasi kawasan yang ia kelola sebagai pusat riset dan konservasi ekosistem hutan hujan tropis.

“Ini kabar gembira bagi kami, apalagi pohon tersebut termasuk langka dan dilindungi,” ucapnya.

Amel, sebutan akrab Amalia Rezeki, mengatakan di dalam dokumen Strategi dan Rencana Aksi Konservasi (SRAK) telah ditetapkan 12 jenis pohon prioritas untuk dilakukan upaya konservasi, termasuk pohon saninten.

Berdasarkan Peraturan Menteri LHK Nomor P.106/MENLHK/SETJEN KUM.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi menyebutkan spesies Castanopsis argentea merupakan satu-satunya genus castanopsis yang dilindungi dalam skala nasional.

Saninten hanya berbuah dua tahun sekali. Kalaupun setiap tahun berbuah, biasanya berselang setahun buahnya kosong (Menlhk, 2018), sehingga anakan alami dari pohon ini sangat sulit ditemukan di alam.

Lebih lanjut Amel mengatakan, untuk menindak lanjuti temuan pohon langka saninten ini, pihaknya akan melakukan upaya konservasi dengan menjaga dan merawatnya serta melakukan upaya perbanyakan agar tetap terjaga dan lestari.

Amel menjelaskan pula pohon saninten ini dapat tumbuh tinggi mencapai 35-40 m. Memiliki batang berwarna hitam dengan bentuk silindris.

Daunnya berbentuk lancip memanjang dengan ukuran panjang 7-12 cm dan lebar 2-3,5 cm.

Habitat utamanya berada di hutan-hutan wilayah perbukitan dan pegunungan dengan ketinggian 150 hingga 1.750 di atas permukaan laut seperti di kawasan lembah bukit Manjai yang memiliki ketinggian 100-340 mdpl. (Ant)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *