PONTIANAK, borneoreview.co – Kalimantan Barat tidak hanya punya sungai terpanjang di Indonesia tapi juga air terjun yang cukup tinggi. Namanya, Nokan Nayan.
Air terjun ini tercatat sebagai yang tertinggi ketiga di Indonesia. Secara adninistrasi Nokan Nayan berada di Kabupaten Sintang.
Sebagai air terjun tertinggi, Nokan Nayan hanya kalah dari Ponot atau disebut juga Sigura-gura berada di Kabupaten Toba, Sumatra Utara, dan Madakaripura di Probolinggo, Jawa Timur.
Melansir berbagai sumber, Sabtu (11/10/2025), air terjun Ponot memiliki ketinggian 250 meter, sedangkan Madakaripura setinggi 200 meter.
Tinggi Nokan Nayan dan Madakaripura sejatinya sama yakni 200 meter, namun air terjun di Sintang ini diletakkan di posisi tiga dan banyak yang menyebut tingginya sekadar lebih dari 180 meter.
Padahal, Nokan Nayan sejatinya memiliki tinggi hingga 200 meter, sementara yang tingginya 180 meter adalah Air Terjun Nokan Jengonoi yang berada di sisinya.
Berikut beberapa fakta soal Nokan Nayan yang lerlu diketahui:
1. Dua sumber sungai
Destinasi ini terdiri dari dua air terjun dengan dua sumber sungai berbeda yakni Sungai Jongonoi dan Sungai Lonanyan.
Aliran aircdari dua sungai ini jatuh dalam satu tempat di ujung sebuah lembah.
Dengan kata lain, dua air terjun dari dua sungai besar, kemudian bertemu pada satu lembah yang sama.
2. Nama asli
Sejatinya Nokan Nayan disebut juga Nohkan Lonanyan. Dalam bahasa keseharian yaitu bahasa Ot Danum, kata “Nohkan” bermakna air terjun.
Semantara Lonanyan adalah nama sungai, begitu juga dengan Jongonoi.
Namun, banyak sumber yang menyebut komplek air terjun di Kalimantan ini dengan Air Terjun Nokan Nayan saja.
3. Letak geografis
Secara administrasi, air terjun ini di Desa Deme, Kecamatan Ambalau, Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat.
Letaknya bisa dibilang di tengah-tengah hutam rimba Kalimantan. Karena itu, mengunjungi destinasi satu ini tentu saja dibutuhkan tenaga ekstra karena rute yang ditempuh cukup berat.
4. Rute berat dan panjang
Untuk mencapai air terjun ini perjalanan dimulai dari Sintang kemudian menuju daerah Nanga Pinoh di Kabupaten Melawi.
Selanjutnya menuju Kemangai, ibu kota Kecamatan Ambalau menggunakan speedboat menyelusuri selama 6 Jam atau 2-3 hari dengan perahu kecil.
Dari Kemangai kembali harus menggunakan speedboat menyelusuri Sungai Jengonoi yang merupakan Sungai Melawi hulu menuju Dusun Ukai, sebuah kampung sebelum Desa Nanga Menantak.
5. Jalur air dan darat
Dari Kampung Ukay harus berjalan kaki sekira 1,5 Jam ke Desa Nanga Menantak. Lalu, dari Desa Menantak ini lalu menggunakan perahu ke Desa Dame selama 3 Jam.
Dari Desa Deme perjalanan dilanjutkan dengan perahu kecil menuju titik terahir penambatan perahu (Tolian Ponohkak) selama 3 jam dengan kondisi air sungai pasang.
Kemudian berjalan kaki dengan mulai menaiki tanjakan Tuhkat Pasang yang merupakan dinding lembah Sungai Jongonoi atau bibir dataran tinggi Jongonoi hingga menemukan spot untuk melihat Air Terjun Nokan Nayan.
6. Menuju puncak
Jika ingin menuju puncak air terjun harus menyeberangi derasnya Sungai Jongonoi dan Sungai Lonanyan yang sangat berbahaya jika debit air sedang tinggi.
Belum diketahui rute untuk menuju bagian bawah air terjun tersebut dari Tolian Ponohkak. Memang Air Terjun Nokan Nayan masih belum memiliki waktu jam buka dan tutup yang jelas.
7. Mitos dan misteri
Sangat dilarang untuk berkunjung di malam hari atau pulang ketika hari sedang gelap.
Air Terjun Nokan Nayan memiliki nilai mitos dan misteri. Lokasi tersebut dipercaya sebagai kampung dari para makhluk halus atau tempat berkumpulnya para makhluk halus.***