TANGERANG, borneoreview.co – Inovasi transportasi ramah lingkungan kembali mencuri perhatian di ajang Trade Expo Indonesia (TEI) 2025. Kali ini, giliran PT Marlip Indo Mandiri, produsen kendaraan listrik asal Bandung, yang memamerkan angkot listrik buatan lokal di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang. Kehadiran kendaraan ini menjadi simbol kemajuan teknologi hijau karya anak bangsa yang siap mendukung transisi energi nasional.
Juni, selaku Desain Engineering PT Marlip Indo Mandiri, menjelaskan bahwa angkot listrik tersebut merupakan hasil pengembangan penuh di Bandung dan telah melalui tahap uji kelayakan jalan raya. Unit yang ditampilkan di TEI 2025 ini telah siap digunakan dan ditargetkan mulai beroperasi di Bandung pada awal 2026.
“Kami ingin membuktikan bahwa kendaraan listrik untuk transportasi publik bisa dibuat sepenuhnya di dalam negeri. Angkot listrik yang kami tampilkan di TEI ini sudah siap digunakan dan sedang dalam tahap persiapan produksi massal,” ujar Juni di arena pameran, Kamis (16/10/2025).
Angkot listrik Marlip memiliki kapasitas 14 penumpang dan satu sopir dengan desain interior yang lebih luas dan nyaman dibandingkan angkot konvensional. Desain kaca dibuat lebih lebar dengan tingkat kegelapan maksimal 30 persen agar penumpang tetap terlihat dari luar, meningkatkan aspek keselamatan dan kenyamanan.
Secara dimensi, kendaraan ini memiliki panjang 5,2 meter, tinggi 2,4 meter, dan lebar 1,6 meter, ideal untuk melintasi jalan-jalan perkotaan yang padat. Marlip juga menyediakan opsi kustomisasi sesuai kebutuhan pembeli, mulai dari kapasitas baterai, posisi setir kanan atau kiri, hingga tata interior.
Dari sisi performa, angkot listrik ini mengandalkan baterai berdaya jelajah hingga 200 kilometer dalam sekali pengisian penuh. Waktu pengisian daya sekitar lima hingga enam jam dan dapat dilakukan di rumah tanpa fasilitas fast charging khusus.
“Jika biasanya sopir angkot menghabiskan sekitar Rp150 ribu per hari untuk bensin, dengan listrik biayanya jauh lebih hemat. Cukup diisi dua hari sekali di malam hari, pagi kendaraan sudah siap beroperasi kembali,” ungkap Juni.
Dengan efisiensi tersebut, biaya operasional angkot listrik bisa ditekan hingga sepersepuluh dari kendaraan berbahan bakar minyak, menjadikannya solusi ekonomis bagi para pengemudi dan koperasi transportasi.
Tak hanya efisien, angkot listrik Marlip juga dibekali beragam fitur modern dan canggih. Sistem pembayaran non-tunai (cashless) melalui QRIS dan e-wallet telah terintegrasi dengan kendaraan. Fitur GPS real-time memungkinkan pemilik armada memantau posisi kendaraan dan transaksi keuangan secara langsung.
Dari aspek keselamatan, kendaraan ini dilengkapi CCTV aktif 24 jam, sistem driver control yang memberi peringatan otomatis saat pengemudi mengantuk, serta sistem intercom untuk komunikasi langsung dengan pusat komando tanpa koneksi internet.
Juni menuturkan, potensi pasar angkot listrik sangat besar, terutama di Kota Bandung. Berdasarkan data dari tiga koperasi besar — KoPamas, KoButri, dan KoBan — terdapat sekitar 5.200 unit angkot, dan sekitar 3.000 di antaranya sudah layak diganti.
“Kondisi ini menjadi peluang besar bagi kendaraan listrik untuk menggantikan angkot konvensional. Selain efisien, juga lebih ramah lingkungan,” katanya.
Menariknya, minat terhadap angkot listrik Marlip juga datang dari Timur Tengah, Meksiko, dan India, yang menilai konsep kendaraan kecil ramah lingkungan ini cocok diterapkan di kota-kota padat dan macet.
PT Marlip Indo Mandiri bukanlah pemain baru di industri kendaraan listrik. Perusahaan ini telah mengembangkan teknologi mobil listrik sejak 1997, berawal dari proyek riset “Marmut LIPI” (Mobil Riset LIPI). Nama “Marlip” sendiri merupakan singkatan dari “Marmut LIPI”, simbol perjalanan panjang inovasi dari laboratorium menuju jalan raya.
Kini, Marlip terus memperluas lini produknya, dari kendaraan wisata dan industri hingga angkot listrik untuk transportasi publik.
“Kami ingin menjadikan angkot listrik ini sebagai feeder transportasi umum dengan kenyamanan setara bus besar, namun dalam ukuran yang lebih kecil dan efisien. Tujuan kami sederhana: membuktikan bahwa kendaraan listrik buatan lokal bisa bersaing dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” pungkas Juni.***

