Site icon Borneo Review

Awasi WNA di Desa Wisata Sungai Utik, Imigrasi Kalbar Ajak Warga Aktif

Petugas Imigrasi memberikan sosialisasi terkait ketentuan keimigrasian baik pelayanan maupun pengawasan orang asing di Rumah Betang Sungai Utik yang merupakan lokasi wisata di Kecamatan Embaloh Hulu, perbatasan Indonesia-Malaysia di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. (ANTARA/HO-Humas Imigrasi Putussibau.)

KAPUAS HULU, borneoreview.co – Imigrasi Putussibau Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) memperkuat pengawasan warga negara asing (WNA) di Desa Wisata Sungai Utik yang merupakan daerah perbatasan Indonesia dan Malaysia dengan menggandeng warga di wilayah setempat.

Imigrasi Kalbar, dalam hal ini Imigrasi Putussibau, melihat Desa Wisata Sungai Utik sangat strategis bagi WNA, karena itu idealnya warga lebih aktif membantu untuk mengawasi.

“Sungai Utik merupakan daerah wisata strategis yang sering kali didatangi wisatawan asing, sehingga perlu peran aktif masyarakat setempat dalam mengawasi WNA yang berkunjung,” kata Kepala Subseksi Teknologi Informasi, Intelijen dan Penindakan Keimigrasian, Joenari Anthony Marpaung, di Putussibau, Kapuas Hulu, Rabu (25/9/2024).

Joenari Marpaung menyampaikan untuk meningkatkan peran masyarakat dalam pengawasan WNA, pihaknya juga sudah memberikan edukasi dan sosialisasi terkait informasi tentang aturan keimigrasian, pentingnya melaporkan keberadaan WNA yang mencurigakan, serta potensi ancaman dari jaringan perdagangan manusia.

Ia mengatakan Desa Batu Lintang Sungai Utik merupakan salah satu desa binaan imigrasi dalam upaya mencegah pidana perdagangan orang (TPPO) dan pelanggaran keimigrasian.

“Kami ingin masyarakat berperan aktif dalam menjaga keamanan di perbatasan, terutama mengawasi orang asing untuk menjaga keamanan dan kedaulatan NKRI,” ujarnya.

Ia juga berharap adanya sinergi dan kolaborasi semua pihak dalam pengawasan, karena pengawasan dan memberikan edukasi kepada masyarakat bukan hanya kegiatan rutinitas melainkan tugas bersama.

Joenari Marpaung menjelaskan perangkat desa, tokoh adat dan tokoh masyarakat juga memiliki peran strategis untuk saling berkolaborasi menjaga potensi gangguan keamanan terutama atas kehadiran orang asing.

Selain itu, Imigrasi Putussibau juga memberikan pemahaman terkait pentingnya dokumen keimigrasian berupa paspor yang dapat digunakan untuk berpergian ke luar negeri.

“Selain pengawasan orang asing kami juga lakukan jemput bola dalam pelayanan pembuatan paspor untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat di perbatasan,” katanya. (Ant)

Exit mobile version