⁹BANJARMASIN, borneoreview.co – Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin, Kalimantan Selatan memprogramkan penanaman cabai di permukiman pinggir Sungai Martapura, di antaranya di kawasan wisata Kampung Biru di Banjarmasin Tengah.
Program ini bernama “Balombok Ding Ai” atau “batanam lombok (cabai) di pinggir sungai” tepatnya, tepi Sungai Martapura dan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Banjarmasin yang menggagasnya.
Program penanaman cabai tersebut langsung diresmikan oleh Wali Kota Banjarmasin, H Ibnu Sina, di kawasan wisata Kampung Biru, Jumat (22/11/2024).
Dalam peresmian program itu, dibagikan sebanyak 2.000 bibit cabai tiung bagi masyarakat yang rumahnya berada di bantaran sungai tersebut.
Kampung Biru merupakan salah satu destinasi wisata di Kota Banjarmasin, yakni wilayah pemukiman pinggiran sungai Martapura yang ditata dan diberi warna biru.
Ibnu Sina menyampaikan program ini sebagai gerakan untuk memanfaatkan pekarangan atau depan rumah warga yang rata-rata berkonstruksi panggung untuk membudidayakan tanaman cabai, bisa dimanfaatkan keperluan sehari-hari.
Selain program ini untuk tujuan lebih jauh, kata dia, menjadi bagian dari upaya Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Banjarmasin untuk menjaga stabilitas harga cabai, khususnya menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) serta awal Ramadan.
“Kami ingin memastikan cabai, atau yang kita sebut lombok, tidak langka dan harganya tetap terjangkau,” ujarnya.
Dengan program ini, kata dia, masyarakat bisa menanam memanfaatkan ruang yang ada menggunakan polybag.
“Selain membantu kebutuhan sehari-hari, ini juga mendukung pengendalian inflasi yang saat ini sudah berhasil kita turunkan ke angka 2 persen lebih,” ujarnya.
Menurut dia, jenis cabai yang diberikan kepada masyarakat ini bibit cabai unggul, termasuk varietas cabai tiung yang memiliki tingkat kepedasan 17 kali lipat dibanding cabai biasa.
Ibnu Sina mengatakan setiap rumah mendapat empat polybag untuk dirawat hingga panen selama tiga bulan.
“Kita berharap saat Natal dan Tahun Baru 2025 hingga Ramadan nanti, kebutuhan cabai bisa terpenuhi tanpa harus membeli di pasar,” ujarnya.
Dia juga mendorong masyarakat memanfaatkan pekarangan rumah secara optimal dan menjadikan lingkungan lebih hijau.
Dalam kesempatan itu, Ibnu Sina mengajak generasi muda, khususnya petani milenial, untuk terlibat dalam program intensifikasi pertanian.
“Pak Menteri Pertanian RI sudah mendorong petani milenial dengan insentif Rp10 juta per orang. Untuk di kota seperti Banjarmasin, sistem hidroponik atau pemanfaatan pekarangan kecil bisa menjadi pilihan,” katanya.
Ibnu Sina menekankan pentingnya menjaga keberlanjutan sektor pertanian. Saat ini, Banjarmasin memiliki sekitar 2.500 hektare lahan pertanian, terutama di wilayah Banjarmasin Selatan dan Timur. Keberhasilan panen raya tahun ini menjadi bukti bahwa pertanian tetap menjadi penopang penting pangan lokal.
“Alhamdulillah, panen tahun ini sangat baik dibanding tahun sebelumnya yang sempat gagal karena hama. Ini menunjukkan bahwa pertanian masih menjadi sektor vital yang harus kita jaga bersama,” katanya. (Ant)