Banjir Rob Genangi 84 Rumah di Pesisir Bengkayang

Banjir

BENGKAYANG, borneoreview.co – Banjir rob akibat pasangnya air laut merendam 84 rumah warga di pesisir Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Bengkayang, Kalbar, Senin (8/12/2025) pagi.

Kapolsek Sungai Raya AKP Imam Widhiatmoko mengatakan, air naik mulai pukul 05.00 WIB dan banjir menggenangi permukiman warga di lima desa di kecamatan Sungai Raya,” ujarnya di Sungai Raya, Senin (8/12/2025).

Dari 84 rumah terdampak, desa Sungai Duri menjadi wilayah dengan dampak terbesar dengan 55 rumah tergenang banjir. Adapun Desa Sungai Jaga A mencatat 15 rumah terdampak, Desa Sungai Jaga B lima rumah, dan Desa Sungai Pangkalan II sembilan rumah. Sementara Desa Sungai Pangkalan I tidak mengalami dampak.

Ia memastikan semua titik terdampak mendapat perhatian personel.

“Ketinggian air rata-rata mencapai 17 centimeter. Tidak ada korban jiwa, kerugian material, maupun warga yang harus mengungsi. Situasi tetap aman dan terkendali,” ujarnya.

Personel Polsek di lapangan juga memberikan imbauan kepada masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi banjir susulan mengingat kondisi cuaca yang tidak menentu. Laporan perkembangan situasi terus disampaikan secara berjenjang untuk memastikan respons cepat jika terjadi peningkatan air pasang.

Dia juga mengingatkan warga pesisir untuk mengutamakan keselamatan dan mengurangi aktivitas di area yang rawan terdampak banjir rob.

“Polsek Sungai Raya akan terus memantau kondisi dan siap mengambil langkah cepat apabila terjadi peningkatan. Kami mengimbau masyarakat tetap berhati-hati dan sigap menghadapi kemungkinan cuaca ekstrem,” ujarnya.

Sementara itu, secara terpisah, Bupati Bengkayang Sebastianus Darwis mengatakan patroli bencana menjadi poin penting dalam upaya memastikan deteksi dini dan respons cepat jika ditemukan potensi ancaman di lapangan.

“Wilayah Bengkayang memiliki banyak titik rawan seperti daerah aliran sungai, lereng curam, dan kawasan rawan longsor. Karena itu, patroli harus ditingkatkan, tidak hanya menunggu laporan masyarakat,” katanya.

Ia menekankan agar setiap instansi wajib menempatkan personel secara terkoordinasi pada kawasan yang berpotensi terjadi banjir, tanah longsor, dan angin kencang. Patroli dilakukan untuk memantau kenaikan debit sungai, kondisi tebing rawan, hingga pohon-pohon berisiko tumbang.

Bupati juga meminta BPBD bersama perangkat daerah terkait menyiapkan stok logistik darurat serta memastikan posko siaga bencana aktif selama 24 jam.

“Saya mengingatkan jajaran agar tidak bersikap reaktif. Langkah antisipatif harus dilakukan lebih dulu, termasuk pengecekan rutin alat evakuasi dan sarana komunikasi,” ujarnya.

Selain itu, ia mengajak masyarakat ikut berperan dengan melapor cepat bila melihat tanda-tanda bencana, seperti retakan tanah, penurunan struktur bangunan, atau peningkatan arus sungai. Informasi dari masyarakat dinilai sangat membantu efektivitas patroli petugas di lapangan. (Ant)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *