Site icon Borneo Review

Banjir Terparah di Indonesia pada Abad 21

Banjir di Manado pada 2022 lalu (Antara)

PONTIANAK, borneoreview.co- Banjir adalah masalah di Indonesia yang sudah ada sejak lama. Bahkan, tidak sedikit menimbulkan korban jiwa.

Dan, banjir kerap menghantui warga Indonesia setiap tahun yang menimbulkan kerugian besar hingga korban jiwa.

Melansir berbagai sumber, Senin (17/3/2025), tercatat beberapa banjir yang cukup parah di Indonesia pada abad 21 atau mulai tahun 2000.

Banjir tersebut bisa dikatakan banjir terbesar yang pernah terjadi di Indonesia, terutama jika dilihat dari jumlah korban jiwanya. Berikut daftarnya:

1. Wasior, Papua Barat (2010)
Pada 4 Oktober 2010, terjadi banjir bandang di Wasior, Teluk Wondama, Papua Barat.

Banjir ini terjadi karena hujan tidak berhenti sejak Sabtu, 2 Oktober 2010 hingga Minggu, 3 Oktober.

Kondisi semakin diperburuk dengan kerusakan hutan di Wasior yang menyebabkan Sungai Batang Salai yang berhulu di Pegunungan Wondiwoy meluap.

Banjir bandang di Wasior ini menyebabkan 158 orang meninggal dunia dan 145 orang dinyatakan hilang.

2. Bohorok, Sumatra Utara (2003)
Terjadi pada Minggu, 2 November 2003, di kawasan ekowisata Bukit Lawang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

Banjir ini disebabkan luapan air di Sungai Bohorok yang menyebabkan 157 orang tewas, termasuk 6 turis mancanegara, dan 82 orang lainnya dinyatakan hilang.

Faktor utama yang menyebabkan bencana alam itu disebabkan oleh degradasi di daerah hulu akibat maraknya penebangan liar yang menghambat daya serap air hujan ke dalam tanah.

3. Jakarta, DKI (2007)
Terjadi pada malam 1 Februari 2007, banjir mulai menghantam Jakarta dan sekitarnya, setelah hujan lebat yang berlangsung sejak sore hari sampai keesokan harinya.

Banjir Jakarta 2007 ini menelan banyak korban dibandingkan bencana serupa yang melanda pada tahun 2002 dan 1996.

Sebanyak 80 orang dinyatakan meninggal dunia selama 10 hari karena terseret arus, tersengat listrik, dan sakit.

4. Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (2021)
Peristiwa ini terjadi pada Minggu, 4 April 2021, di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.

Selain banjir bandang, kawasan itu juga dilanda tanah longsor yang memakan korban jiwa.

Ada 68 orang meninggal dunia, 15 orang luka-luka, 70 orang dinyatakan hilang, dan 938 Kepala Keluarga atau setara 2.655 warga mengungsi.

5. Tangse, Aceh (2011)
Banjir bandang ini terjadi pada 10 Maret 2011 yang disebabkan hujan yang tidak berhenti selama empat hari di Kabupaten Aceh Pidie, Aceh.

Keadaan diperburuk dengan pembalakan liar di kawasan Hutan Tangse.

Peristiwa ini menyebabkan 24 orang meninggal dunia dan 102 rumah warga hancur, rusak berat, dan ringan.

6. Mandailing Natal, Sumatra Utara (2018)
Pada 12 Oktober 2018, terjadi banjir, banjir bandang, dan tanah longsor melanda sejumlah wilayah di Mandailing Natal, Sumatra Utara.

Peristiwa ini mengakibatkan 20 orang meninggal dunia, 15 orang hilang, dan puluhan warga lainnya mengalami luka-luka diterjang banjir bandang.

Sejumlah murid yang tengah belajar di gedung sekolah madrasah juga ikut tersapu atas kejadian ini.

Berdasarkan laporan saat itu, 12 murid sekolah tersebut menjadi korban dalam bencana alam ini.

7. Manado, Sulawesi Utara (2014)
Terjadi pada 15 Januari 2014 di Manado, Tomohon, Minahasa Utara, dan Minahasa.

Banjir bandang ini disebabkan hilangnya hutan dan sungai-sungai kecil di sekitar Manado, serta rusaknya daerah resapan akibat pembangunan kota yang serampangan.

Pada saat itu, dilaporkan sebanyak 19 orang tewas dan ribuan warga terpaksa mengungsi.

Tragedi terbesarnya baru terjadi di tahun 2022, tepatnya pada Kamis, 3 Maret 2022.

Kota Manado mengalami hujan selama 2 hari berturut-turut dan membuat Sungai Sario, Tondano, dan Sawangan meluap. ***

Exit mobile version