Site icon Borneo Review

Batang Bemban: Tanaman Rawa Dipercaya Timbulkan Epilepsi Bila Dipukulkan

Bemban atau Donna canniformis

Bemban atau Donax canniformis, sejenis tumbuhan berbatang lunak tidak berkayuTumbuhan rawa.(Foto by Wibowo Djatmiko)

PONTIANAK, borneoreview.co – Sebagian besar wilayah kampung halamanku, Pontianak, di masa kecil merupakan kawasan rawa, terutama di bagian tempatku bermukim atau yang dahulu lebih dikenal sebagai tanah seribu.

Kawasan rawa ini masih bertanah aluvial, berbeda dengan kawasan pembangunan baru di kota ini yang merupakan rawa gambut. Bahkan, beberapa lokasi merupakan gambut dalam, yang sepatutnya dilindungi.

Kondisi rawa sangatlah dipengaruhi pasang surut air laut, karenanya tak dikenal istilah banjir, meskipun genangan yang terjadi sudah lumayan tinggi.

Kami lebih menyebutnya acap. Air pasang di musim kemarau terkadang mengakibatkan dorongan yang lebih jauh masuknya air asin ke wilayah rawa. Air di Sungai Kapuas dan parit-parit pun berubah rasa menjadi payau.

Masa itu, rumah-rumah dibangun wajib beradaptasi dengan kondisi pasang ini. Rumah dibangun berkolong tinggi, setinggi perkiraan air pasang yang mungkin terjadi. Jalan-jalan penghubung pun menggunakan gertak, sehingga mobilitas tak terganggu saat pasang.

Beda dengan masa sekarang, yang lebih gemar menimbun tanah, agar tidak lebih rendah dari jalanan atau rumah lainnya di sekitarnya.

Nah, ada satu tanaman yang saat ini sudah jarang terlihat di kota kampong halaman, yang merupakan tanaman khas rawa. Di pinggiran kota atau daerah pesisir lainnya, kelimpahannya masih cukup tinggi.

Dulu, tanaman ini dengan gampang dijumpai di bantaran parit atau di tengah lahan kosong yang tergenang. Parit, saat ini, sudah berdinding semen atau berbarau kayu, akibatnya tak membuka kesempatan buat tanaman ini untuk tumbuh.

Tumbuhan yang kumaksud adalah bemban atau bahasa latinnya, Donax canniformis, sejenis tumbuhan berbatang lunak tidak berkayu. Tumbuhan ini biasanya dijumpai berumpun, dan membentuk semak yang dapat mencapai ketinggian 4 meteran.

Berbatang bulat torak berwarna hijau tua, batangnya beruas panjang-panjang antara 1 hingga 2,5 m. Sementara daunnya merupakan daun tunggal bertangkai 8 hingga 20 cm, dengan helaian bundar telur lebar hingga jorong.

Berbunga berkelopak putih berbentuk bundar telur menyegitiga, yang keluar bercabang di pangkal tanaman.

Batang bemban sering dimanfaatkan sebagai bahan anyaman, seperti: keranjang dan tikar. Setelah dibuang bagian bukunya, batang disayat memanjang bagian kulitnya yang berwarna hijau, memisahkannya dengan bagian tengahnya (empulur).

Setelah diolah dan dijemur, warna kulit batang akan berubah menjadi coklat mengkilap, indah dan kuat.

Di jamanku kecil, batang bemban sering kami gunakan dalam permainan. Kuingat, aku pernah membuat senjata-senjataan dan pedang-pedangan dari batang bemban.

Ada juga dulu temanku, yang pindah dari hulu (kawasan perhuluan Sungai Kapuas), yang membuatkan kami gelang dari anyaman kulit bemban ini.

Satu hal lagi yang kuingat, jika bermain-main dengan batang bemban. Ada larangan untuk tidak memukulkannya ke kawan bermain.

Kata orang-orang tua yang melarangnya, hal tersebut dapat mengakibatkan yang terkena pukulan batang bemban akan mengidap penyakit gila babi atau epilepsi.

Entah benar atau tidak pengaruhnya demikian, tapi yang pasti terkena sembat atau pukulan batang bemban dapat mengakibatkan bilur dan bengkak.

Penulis: Dr Pahrian Siregar (Alm)

Exit mobile version