PONTIANAK, borneoreview.co – Menjelang akhir Ramadhan kata zakat demikian marak terdengar. Kaum Muslim memang wajib membayar hal itu.
Zakat adalah bagian tertentu dari harta yang wajib dikeluarkan oleh setiap Muslim apabila telah mencapai syarat yang ditetapkan.
Melansir baznas.go.id, Selasa (18/3/2025), menurut Peraturan Menteri Agama No. 52 Tahun 2014, zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang Muslim atau badan usaha yang dimiliki oleh orang Islam untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam.
Secara umum zakat terbagi menjadi dua jenis, yakni zakat fitrah dan zakat mal.
Zakat fitrah adalah zakat yang diwajibkan atas setiap jiwa baik lelaki dan perempuan Muslim yang dilakukan pada bulan Ramadhan.
Zakat mal adalah zakat yang dikenakan atas segala jenis harta, yang secara zat maupun substansi perolehannya, tidak bertentangan dengan ketentuan agama.
Orang yang menunaikan zakat disebut Muzaki, sedangkan orang yang menerima zakat disebut Mustahik.
Syarat Zakat Fitrah dan Zakat Mal:
1. Zakat Fitrah
– Beragama Islam.
– Hidup pada saat bulan Ramadhan.
– Memiliki kelebihan kebutuhan pokok untuk malam dan hari raya Idul Fitri.
2. Zakat Mal
– Harta yang dikenai zakat harus memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan syariat Islam.
– Syarat harta yang dikenakan zakat mal adalah milik penuh, halal, cukup nisab, dan haul.
– Hanya saja, syarat haul tidak berlaku untuk zakat pertanian, perkebunan dan kehutanan, perikanan, pendapatan dan jasa, serta zakat rikaz.
Sebagai informasi, zakat berasal dari bentuk kata “zaka” yang berarti suci, baik, berkah, tumbuh, dan berkembang.
Dinamakan zakat, karena di dalamnya terkandung harapan untuk memperoleh berkah, membersihkan jiwa dan memupuknya dengan berbagai kebaikan. ***