Benahi Prasarana Pasar, Pemkab Kotawaringin Timur Alokasikan Rp280 Juta

KOTAWARINGIN TIMUR, borneoreview.co – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, mengalokasikan dana sekitar Rp280 juta untuk membenahi prasarana pasar di Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM) Sampit.

Pemkab Kotawaringin Timur menggunakan Rp280 juta itu untuk membenahi prasarana berupa jalan yang saat ini rusak sehingga dikeluhkan pedagang di pusat perbelanjaan itu.

“Untuk perbaikan jalan di PPM inshaAllah akan dilaksanakan Januari 2025, lebih tepatnya peningkatan jalan supaya tidak tergenang lagi,” kata Wakil Bupati Kotawaringin Timur, Irawati di Sampit, Jumat (27/12/2024).

Irawati telah meninjau kondisi jalan di kawasan pasar tersebut yang kerap dikeluhkan pedagang. Khususnya, jalan penghubung antara PPM dan Pasar Ikan Mentaya (PIM) Sampit yang banyak berlubang.

Lubang di jalan itu membuat air tergenang, bukan hanya air hujan, tapi juga air limbah dari pedagang ikan, kemudian mengendap dan menimbulkan bau tak sedap. Kondisi itu juga menyebabkan lokasi tersebut kumuh.

“InshaAllah, awal tahun depan akan segera kami tindak lanjuti, sehingga kebersihan di pasar terjaga dan otomatis para konsumen juga nyaman berbelanja, begitu pula para pedagang yang berjualan di pasar,” demikian Irawati.

Pelaksana tugas Kepala Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan Kotawaringin Timur Fahrujiansyah menyampaikan, pihaknya telah melakukan pergeseran anggaran bersumber dari insentif fiskal (IF) untuk pemeliharaan jalan di kawasan PPM

“Dalam indikatornya dana IF itu bisa dimanfaatkan untuk pertumbuhan ekonomi dan pasar adalah salah satu objek pertumbuhan ekonomi, sehingga boleh dilakukan pergeseran untuk pemeliharaan jalan itu. Anggarannya yang kami siapkan sekitar Rp280 juta,” tutur Fahrujiansyah.

Ia melanjutkan, berdasarkan rekomendasi dari Bidang Bina Marga rencananya lapisan atas dari jalan itu yang menggunakan material batu sikat akan dikupas atau dibuka dulu hingga bersih, lalu apabila ada yang berlubang akan dicor ulang agar rata.

Dari kajian lebih lanjut dari bidang terkait, lokasi jalan yang rawan basah seperti di depan PIM tidak cocok menggunakan konstruksi berlapis seperti yang saat ini terjadi, kalau ingin dilapis harus sesuai standar ukuran berdasarkan kualitas cor.

“Yang jelas kami akan berupaya semaksimal mungkin untuk menindaklanjuti keluhan para pedagang terkait kondisi jalan tersebut, karena kita tau kondisi pasar bisa mempengaruhi minat orang untuk berkunjung atau berbelanja di pasar,” ujarnya.

Ia menambahkan, kondisi pasar yang kotor dan kumuh bisa membuat masyarakat enggan untuk berbelanja ke pasar. Hal ini bukan hanya berdampak pada penurunan daya beli dan pendapatan pedagang, tetapi juga penurunan retribusi daerah yang bersumber dari pasar.

Sebaliknya, apabila daya beli masyarakat meningkat otomatis pendapatan pedagang juga akan meningkat, sehingga penerimaan daerah dari retribusi pasar pun akan lebih baik pula.

“Makanya, ini pelan-pelan kami benahi, walaupun masalah pasar ini sangat kompleks dan yang kami tangani bukan cuma PPM dan PIM, tapi juga Pasar Samuda, Pasar Parenggean dan lainnya. Semua itu objek pemasukan daerah yang diharapkan bisa berfungsi secara optimal,” demikian Fahrujiansyah. (Ant)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *