“Berdasarkan data hingga awal Oktober, BPBD HSS telah menangani kebakaran seluas 18,7 hektare,” kata Kusairi di Kandangan.
Kebakaran terbesar tercatat di Kecamatan Daha Barat, dengan lahan terbakar seluas 10,7 hektare. Kebakaran juga terjadi di Kecamatan Daha Utara (3,8 hektare), Daha Selatan (2,7 hektare), Sungai Raya (1,25 hektare), dan Angkinang (0,25 hektare).
Kusairi menjelaskan bahwa dugaan sementara penyebab kebakaran adalah aktivitas pembukaan lahan untuk keperluan pertanian dan perikanan. Namun, meskipun kebakaran meluas, status darurat belum ditetapkan, karena petugas gabungan, termasuk BPBD setempat, mampu memadamkan api.
Berdasarkan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim kemarau diperkirakan berakhir tidak lama lagi. “BMKG memperkirakan puncak kemarau terjadi pada September 2024, dan bulan Oktober ini sudah mulai memasuki musim hujan,” ungkap Kusairi.
Selain itu, upaya pencegahan karhutla juga dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kalimantan Selatan. Mereka mengerahkan 42 personel untuk membasahi lahan dan mengatur aliran air di daerah rawan kebakaran, termasuk di daerah Guntung Damar, Banjarbaru, yang dekat dengan Bandara Syamsudin Noor.
Upaya tersebut diharapkan dapat mencegah kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kalimantan Selatan, terutama dengan pendekatan pengelolaan aliran air melalui infrastruktur irigasi yang sudah dibangun sejak 2020.