BANJARBARU, borneoreview.co – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Selatan mengusulkan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) ke pemerintah pusat guna mengurangi curah hujan tinggi yang melanda wilayah tersebut. Usulan ini diharapkan dapat mencegah bencana banjir yang sudah merendam sejumlah kabupaten/kota di provinsi itu.
“Berdasarkan prakiraan BMKG, hujan masih akan terjadi di Kalsel hingga April 2025,” ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kalsel, Bambang Dedy Mulyadi, Ahad (26/1/2025).
Bambang menjelaskan, curah hujan tinggi dengan durasi panjang memerlukan langkah mitigasi serius. Salah satunya adalah OMC, yang dinilai strategis untuk mengurangi potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir.
Data Pusdalops BPBD Kalsel menunjukkan, curah hujan sejak 1-25 Januari 2025 telah menyebabkan banjir di berbagai wilayah, dengan 24.618 kepala keluarga atau 68.072 jiwa terdampak. Sebanyak 21.673 rumah dilaporkan terendam banjir, disertai kerusakan jalan dan permukiman.
BPBD Kalsel juga mengintensifkan mitigasi struktural, seperti pembangunan bendungan, tabat, tanggul, normalisasi sungai, dan sarana fisik lainnya. Mitigasi non-struktural dilakukan melalui penyusunan regulasi dan dokumen kebencanaan, termasuk Rencana Penanggulangan Bencana 2025-2029 dan Rencana Kontingensi Banjir 2025-2027.
Gubernur Kalsel, Muhidin, telah memerintahkan jajarannya untuk proaktif membantu warga terdampak banjir. Pada Sabtu (25/1), ia meninjau kondisi warga di Kabupaten Barito Kuala, termasuk menyalurkan bantuan di Kecamatan Mandastana. Dalam kunjungannya, Muhidin menggunakan perahu karet bermesin untuk menjangkau wilayah yang terendam.
Dengan upaya mitigasi dan dukungan pemerintah pusat, BPBD Kalsel berharap dapat mengurangi risiko bencana dan dampaknya terhadap masyarakat. (Ant)