BPBD Kotawaringin Timur Berhasil Tangani Karhutla di Enam Kecamatan

SAMPIT, borneoreview.co – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, berhasil menangani kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang tersebar di enam kecamatan.

Sekretaris BPBD Kotawaringin Timur Arief mengatakan, enam kecamatan yang wilayahnya kena karhutla itu adalah Cempaga, Teluk Sampit, Mentawa Baru Ketapang, Baamang, Seranau, dan Mentaya Hilir Selatan.

Dengan kata lain, BPBD Kotawaringin Timur menyatakan karhutla yang berhasil mereka tangani kurang lebih seluas 27,17 hektare.

“Total luasan ini tersebar di enam kecamatan, yakni Cempaga 15,8 hektare, Teluk Sampit 3,5 hektare, Mentawa Baru Ketapang 3,16 hektare, Baamang 2,46 hektare, Seranau 2 hektare, dan Mentaya Hilir Selatan 0,25 hektare,” kata Arief di Sampit, Kamis (15/8/2024).

BPBD Kotawaringin Timur mencatat ada 29 kejadian karhutla dari Januari hingga pertengahan Agustus 2024. Hanya saja, karhutla sebenarnya baru ada sejak Juli karena sebelumnya Kotim masih musim hujan.

Arif mengatakan dari 29 kejadian tersebut ada 26 yang berhasil ditangani oleh petugas, sedangkan sisanya berada di luar jangkauan atau sudah lebih dulu dipadamkan oleh masyarakat setempat.

Arief menyebut karhutla mulai terjadi pada Juli seiring dengan peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan jumlah hotspot atau titik panas yang terdeteksi.

Jumlah hotspot pada Januari ada 18 titik, Februari 1 titik, Maret 15 titik, April 7 titik, Mei 7 titik, Juni 8 titik, lalu meningkat secara signifikan pada Juli dengan 49 titik dan Agustus 13 titik.

Ia mengemukakan karhutla terbaru terjadi di Jalan Ir Soekarno atau Jalan Lingkar Utara, Kecamatan Baamang yang diduga kuat disebabkan oknum tidak bertanggung jawab.

“Dugaan penyebab kebakaran ini 99 persen disengaja. Karena kondisi lahan tersebut sebenarnya dalam kondisi basah,” ujarnya.

Ia menjelaskan dengan kondisi lahan yang basah kecil kemungkinan karhutla tersebut terjadi akibat faktor alam, sehingga diduga kuat ada oknum masyarakat yang memanfaatkan waktu malam, saat Satgas dalam kondisi kurang waspada.

Meski begitu, pihaknya akan bersiaga selama 1×24 jam setiap hari. Oleh karena itu, warga diminta untuk segera melapor apabila menemukan adanya karhutla.

“Kami di BPBD tidak mengenal waktu, 24 jam kami selalu siaga dan setiap ada laporan masyarakat terkait karhutla segera kami tangani. Kami berharap semua personel selalu dalam keadaan sehat dan siap siaga,” pungkasnya. (Ant)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *