PASER, borneoreview.co – Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP), Kementerian Pertanian Republik Indonesia, dan PT Forestcitra Sejahtera (Mutu Institute) berkolaborasi bersama dalam meningkatkan kapasitas petani sawit di Kalimantan Timur, salah satunya pekebun Kabupaten Paser.
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Paser, Djoko Bawono saat dihubungi di Samarinda, Selasa, (17/6/2025), menyampaikan harapannya agar para petani menjadi agen perubahan di kebun masing-masing.
“Saya percaya, setiap peserta di ruangan ini adalah agen perubahan. Melalui pelatihan ini, mari kita mulai dari kebun masing-masing, memperbaiki cara kerja, dan meningkatkan hasil panen. Karena sawit yang berkualitas dimulai dari petani yang berkualitas,” ucap Djoko yang turut membuka Pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit Batch 2 di Balikpapan.
Tujuan utama pelatihan ini adalah meningkatkan kapasitas teknis dan manajerial petani sawit swadaya. Dengan demikian, mereka diharapkan mampu menerapkan praktik budidaya yang produktif, berkelanjutan, dan ramah lingkungan.
Lanjutnya, pelatihan tersebut juga dirancang untuk memperkuat kemampuan petani dalam menghadapi tantangan seperti perubahan iklim, fluktuasi harga, dan tuntutan pasar yang mengarah pada praktik pertanian bertanggung jawab.
Menurutnya, lebih dari sekadar peningkatan pengetahuan, kegiatan ini juga berorientasi pada pembentukan pola pikir modern di kalangan petani. Ini agar mereka mampu menjadi pelaku utama dalam pembangunan sektor sawit berkelanjutan yang inklusif dan efisien.
Kegiatan yang berlangsung selama lima hari, dari 16 hingga 20 Juni 2025, di Hotel Gran Senyiur, Balikpapan ini, diikuti 128 petani swadaya kelapa sawit dari seluruh Kalimantan Timur yang terbagi dalam tiga angkatan.
“Pelatihan ini adalah kelanjutan dari program serupa yang sebelumnya telah terbukti memberikan dampak positif di lapangan,” kata Direktur Utama PT Forestcitra Sejahtera (Mutu Institute), Sumarna.
“Kelapa sawit sangat berkontribusi besar untuk negara, dan ini punya kita untuk kita. Maka dari itu, pelatihan ini kami rancang supaya peserta tidak hanya belajar, tapi juga menikmati prosesnya. Karena belajar yang menyenangkan akan lebih mudah diterapkan dan diingat,” ujar Sumarna.
Materi pelatihan disampaikan secara atraktif dan menyenangkan oleh narasumber serta pemateri yang kompeten di bidang perkebunan sawit.
Puncaknya, pada hari keempat, peserta mengikuti praktik lapangan di PT Alam Jaya Persada. Di sana, teori yang telah didapat di kelas akan langsung diuji melalui identifikasi budidaya kelapa sawit di lapangan, memberikan nilai tambah aplikatif bagi peserta.
Respons positif datang dari para peserta, banyak yang mengungkapkan bahwa metode penyampaian yang menyenangkan membuat mereka tidak jenuh, dan materi yang diberikan sangat relevan dengan kondisi kebun mereka. (Ant)