PANGKAL PINANG, borneoreview.co – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan petani lada putih di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung banyak beralih menjadi penambang bijih timah, sehingga menjadi pemerintah daerah untuk meningkatkan produksi komoditas ekspor unggulan daerah itu.
“Kondisi sekarang ini banyak petani lada beralih menjadi penambang timah,” kata Peneliti Ahli Utama BRIN Prof. Dr.Ir Risfaheri saat memberikan materi FGD Mengembalikan Kejayaan Lada Putih Babel secara daring di Pangkalpinang, Kamis (13/11/2025).
Ia mengatakan berdasarkan data Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung jumlah petani lada di Pulau Bangka dan Belitung pada 2024 sebanyak 41.916 kepala keluarga atau berkurang 33 persen dibandingkan tahun sebelumnya 62.672 kepala keluarga.
“Saat ini petani lada ini didominasi masyarakat lanjut usia, karena generasi muda yang kurang berminat untuk berkebun lada putih ini,” katanya.
Ia menyatakan tantangan untuk mengembalikan kejayaan lada putih Kepulauan Babel ini adalah semakin berkurangnya lahan baru untuk perkebunan komoditas ekspor unggulan daerah Kepulauan Babel.
“Penambangan bijih timah dan perkebunan kelapa sawit yang masif mengakibatkan lahan baru untuk perkebunan lada ini semakin berkurang,” katanya.
Menurut dia pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit di Kepulauan Babel secara besar-besaran mengakibatkan lahan untuk perkebunan lada putih semakin berkurang, sehingga dapat memberikan dampak terhadap pengembangan komoditas lada ini.
“Saat saya di Kepulauan Babel pada 2010, perkebunan kelapa sawit ini belum begitu banyak, namun sejak 2011 luas lahan perkebunan sawit mengalami peningkatan signifikan, sehingga berdampak terhadap luas lahan perkebunan lada putih ini,” katanya. (Ant)
