Buah Lahung, si Manis Endemik Kalimantan yang Rawan

buah lahung

PONTIANAK, borneoreview.co – Kulitnya merah, namun dagingnya cenderung kuning. Rasanya manis dan aromanya menyengat. Dialah buah lahung.

Bentuknya mirip durian, ada duri pada kulitnya. Namun, buah lahung endemik Kalimantan dan keberadaannya semakin rawan.

Buah lahung cenderung kurang bernilai ekonomis seperti buah durian. Dia kurang laku di pasaran karena peminatnya sangat sedikit.

Melansir berbagai sumber, Kamis (11/9/2025), sejatinya, selain warna yang merah, pembeda dari buah lahung ini adalah duri-duri yang lebih panjang dan lancip daripada buah durian pada umumnya.

Tekstur dagingnya lembek, tebal dan berlemak, mirip dengan daging durian umumnya. Namun, rasa manis dari buahnya melebihi durian.

Masalahnya, meski rasanya terbilang lebih manis, kulit buah lahung terbilang tebal sehingga menyebabkan buah sulit dibuka dan daging buahnya menjadi lebih sedikit.

Dan nyatanya, selain kurang laku di pasaran, buah lahung saat ini rawan punah. Berikut beberaoa penyebabnya:

1. Budidaya
Masyarakat tidak tertarik untuk melakukan budidaya pada buah lahung ini karena bereproduksi cukup lama yaitu ratusan tahun.

Karena inilah buah endemik tersebut sudah sangat sulit ditemukan.

2. Kayu
Buah lahung semakin sulit ditemukan karena pohonnya sering ditebang untuk dibuat sebagai papan atau kayu olahan lainnya.

Pasalnya, kayu buah lahung terbilang berkualitas sehingga bagus untuk digunakan sebagai bahan baku bangunan.

3. Dataran rendah
Buah lahung hanya tumbuh subur di dataran sempurna jika ditanam di dataran rendah dengan pH dan kadar air yang cukup.

Namun, jika ditanam di dataran yang lebih tinggi, maka kualitas dari buah lahung ini akan mengalami penurunan.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *