PONTIANAK, borneoreview.co – Sekilas lidi sawit hanyalah sampah, terbiarkan tanpa menghasilkan. Namun, ternyata dia menghasilkan devisa.
Melansir berbagai sumber, Kamis (3/4/2025), nyatanya tidak hanya di jual di dalam negeri, lidi sawit diminati negara lain.
Di daerah Sumatera dan Kalimantan, sejumlah kelompok masyarakat telah membuat produk kerajinan dari lidi sawit.
Lidi sawit berasal dari tulang daun yang menghubungkan daun dengan pelepah. Lidi sawit memiliki tekstur agak keras, ringan, dan lentur di bagian ujungnya.
Lidi sawit ini bisa dimanfaatkan menjadi beragam kerajinan, seperti piring, nampan, tempat buah, tempat minuman gelas, dan kerajinan lainnya yang dapat membantu perekonomian warga.
Proses mengolah kerajinan sawit dimulai setelah para perajin mendapat bahan baku dari kebun sawit, berupa pelepah yang kemudian dibersihkan dan lalu diserut terlebih dulu menggunakan mesin penyerut lidi.
Setelah itu, lidi sawit dapat dianyam menjadi berbagai macam kerajinan, baru kemudian divernis untuk mengubah warnanya dan membuat anyaman menjadi lebih awet dan mengkilat, yang kemudian dapat dipasarkan.
Sebagai informasi, sapu dari lidi sawit merupakan produk ekspor utama dengan porsi sebesar 98,24 persen.
Selama beberapa tahun terakhir, neraca perdagangan lidi sawit Indonesia selalu mencatatkan surplus, dengan surplus tahun 2023 mencapai USD 29,14 juta.
Bahkan, Indonesia berada di peringkat kedua sebagai eksportir utama lidi sawit di dunia, setelah Tiongkok.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), nilai ekspor lidi sawit Indonesia pada 2023 meningkat 11,44 persen year-on-year (yoy) menjadi USD 29,32 juta dari USD 26,31 juta pada tahun 2022.
Volume ekspor juga naik 15,97 persen yoy menjadi 70,08 ribu ton. Peningkatan ini didukung oleh naiknya permintaan dari India dan Pakistan.
Ekspor ke India naik USD 1,16 juta menjadi USD 17,04 juta, sementara ekspor ke Pakistan naik USD 1,84 juta menjadi USD 6,17 juta.***