Site icon Borneo Review

Bupati Kapuas Hulu Puji Sungai Utik sebagai Ikon Dunia Wisata

Bupati Kapuas Hulu Fransiskus Diaan menggunakan pakaian adat Dayak Iban saat menutup Festival Rimba ke-II Tahun 2024 , di Sungai Utik Kecamatan Embaloh Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat. ANTARA/HO-Prikopim Setda Kapuas Hulu (Teofilusianto Timotius)

KAPUAS HULU, borneoreview.co – Bupati Kapuas Hulu, Kalimantan Barat (Kalbar), Fransiskus Diaan tak bisa menampik pentingnya keberadaan Sungai Utik Desa Batu Lintang. Desa wisata itu adalah sebuah ikon bagi kabupaten.

Ikon, menurut Bupati Kapuas Hulu, karena pelestarian alam, adat, dan budaya komunitas masyarakat adat di Sungai Utik sangat membanggakan dalam dunia wisata.

“Sungai Utik telah mengharumkan Kapuas Hulu baik tingkat nasional bahkan internasional dengan banyak meraih penghargaan mempertahankan kearifan lokal melestarikan alam dan budaya,” katanya di Putussibau Kapuas Hulu, Senin (5/8/2024).

Sebagai informasi, Sungai Utik memiliki hutan adat dan kearifan lokal adat dan budaya yang sampai saat ini masih sangat terjaga.

Sungai Utik telah banyak memperoleh penghargaan dari dunia juga di tingkat nasional, bahkan Sungai Utik masuk 50 besar desa wisata di Indonesia dan saat ini mempersiapkan diri dalam penilaian 10 besar desa wisata.

Diketahui, Sungai Utik berada di wilayah Kecamatan Embaloh Hulu yang merupakan daerah perbatasan Indonesia dan Malaysia di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalbar.

Fransiskus mengatakan banyak kegiatan adat dan budaya yang telah menarik perhatian para wisatawan hingga mancanegara, salah satunya Festival Rimba ke-II yang diselenggarakan di Sungai Untik.

Selain untuk mempromosikan potensi wisata alam dan budaya, kegiatan seperti itu juga sebagai bentuk komitmen komunitas masyarakat adat untuk meneruskan waris alam dan budaya peninggalan para leluhur.

“Festival Rimba itu telah memberikan banyak dampak positif, seperti hasil kerajinan nilai jualnya meningkat, homestay juga penuh karena wisatawan dari berbagai mancanegara hadir,” ucapnya.

Bupai Kapuas Hulu itu meminta agar dalam setiap kegiatan terus melibatkan generasi muda agar generasi penerus bangsa dapat mewarisi kearifan lokal tersebut sebagai jati diri anak bangsa.

“Di tengah perkembangan teknologi saat ini banyak anak-anak yang tidak mau tahu dengan nilai budaya leluhur. Oleh sebab itu anak muda harus kita dukung sehingga mereka semakin mencintai adat dan budaya,” kata Fransiskus.

Ia juga berpesan agar dalam pelaksanaan Festival Rimba kedepannya warga Sungai Utik dapat menampilkan hal-hal baru yang dapat menarik perhatian wisatawan.

“Saya yakin akan semakin banyak wisatawan yang akan berkunjung ke Sungai Utik, apa yang menjadi kebutuhan masyarakat dalam mengembangkan dalam pelestarian adat dan budaya akan menjadi salah satu perhatian pemerintah daerah,” pungkasnya.(Ant)

Exit mobile version