KUBU RAYA, borneoreview.co – Pemerintah Kabupaten Kubu Raya berencana menggelar Lomba Desa Tahun 2026 dengan total hadiah mencapai Rp500 juta.
Program Lomba Desa Tahun 2026 ini digagas langsung oleh Bupati Kubu Raya, Sujiwo, sebagai langkah inovatif untuk mendorong desa-desa di wilayahnya menjadi lebih kreatif, mandiri, dan berdaya saing.
“Kenapa saya buat lomba Lomba Desa Tahun 2026 ini? Ini adalah metode rangsangan, stimulus. Hadiahnya Rp500 juta kita siapkan, dan saya akan gandeng pihak ketiga untuk mendukung,” ujar Sujiwo.
Menurutnya, lomba desa tersebut bukan sekadar ajang kompetisi, tetapi menjadi strategi kolaboratif antara pemerintah dan masyarakat desa dalam memperkuat pembangunan di tingkat akar rumput. Melalui pendekatan ini, Sujiwo ingin menumbuhkan semangat gotong royong dan partisipasi aktif warga dalam mempercantik serta memajukan wilayah mereka.
“Harapannya, desa-desa akan berlomba mempercantik dan membangun desanya. Coba bayangkan, kalau satu desa keluarkan Rp50 juta untuk persiapan, dikali 123 desa, itu sudah Rp6 miliar lebih yang berputar untuk pembangunan,” jelasnya penuh optimisme.
Sujiwo menilai, skema lomba ini dapat menggerakkan roda ekonomi lokal secara signifikan. Dana yang digunakan oleh setiap desa untuk persiapan lomba diyakini akan mendorong aktivitas ekonomi masyarakat, membuka lapangan kerja, serta menghidupkan berbagai sektor berbasis potensi lokal.
“Dana besar yang berputar di tingkat desa akan memberikan efek ekonomi yang luas bagi masyarakat. Dari pemberdayaan kelompok masyarakat, peningkatan aktivitas ekonomi, hingga munculnya inovasi pembangunan desa yang berkelanjutan,” tambahnya.
Bupati dua periode ini menegaskan, penilaian dalam Lomba Desa 2026 tidak hanya mencakup aspek kebersihan dan keindahan lingkungan, tetapi juga berbagai indikator pembangunan desa. Aspek-aspek yang menjadi fokus antara lain tata kelola pemerintahan desa yang transparan dan akuntabel, inovasi pelayanan publik, pemberdayaan ekonomi masyarakat, pengelolaan lingkungan hidup, serta pelestarian nilai budaya lokal.
“Ini bukan sekadar lomba, tapi strategi agar desa-desa bergerak secara mandiri. Uangnya tetap di desa, untuk pembangunan desa, namun dampaknya bisa sangat besar bagi kesejahteraan masyarakat,” tutur Sujiwo.
Dengan konsep “kompetisi yang membangun”, Lomba Desa 2026 diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran kolektif masyarakat desa untuk lebih aktif berpartisipasi dalam pembangunan dan pengelolaan potensi lokal di wilayah masing-masing.***
