SAMBAS, borneoreview.co – Bupati Sambas, Satono, mengapresiasi panitia pembangunan Klenteng Khong Cio Bio di Desa Jelutung, Kecamatan Pemangkat yang telah mentaati asas pembangunan rumah ibadah.
Bupati Satono mengatakan, panitia pembangunan Klenteng Khong Cio Bio sangat menghargai tata cara maupun aturan yang berlaku sepert telah melapor dan memberikan surat terlebih dahulu.
Hal ini Bupati Satono katakan saat menghadiri peletakan batu pertama pembangunan Klenteng Khong Cio Bio, di Desa Jelutung, Kecamatan Pemangkat, Sambas, Senin (16/9/2024).
Bagi Bupati Satononya, ini menunjukkan di Kabupaten Sambas memiliki beragam umat beragama yang hidup berdampingan rukun dan harmonis.
“Terima kasih atas kehadiran seluruh masyarakat atas peletakan batu pertama ini, saya doakan niat baik bapak ibu semua memperbagus rumah ibadah ini untuk beribadah dimudahkan dan dilancarkan tanpa hambatan apapun,” ucapnya.
Ia juga turut mengapresiasi panitia pembangunan Klenteng Khong Cio Bio yang telah mentaati asas pembangunan rumah ibadah.
“Terima kasih panitia, sebelum membangun telah melapor dan memberikan surat bahkan desain dibantu oleh staf saya di PUPR dan itu tidak dipungut biaya satu rupiah pun, ya,” lanjutnya.
Sebagai informasi, mayoritas suku penghuni Sambas adalah Suku Melayu Sambas yang menempati wilayah pesisir pantai dan bantaran sungai Sambas bagian hilir. Di beberapa kota kecamatan seperti Pemangkat dan Kota Sambas terdapat orang-orang Tionghoa.
Di pedalaman atau beberapa daerah yang berbatasan dengan Bengkayang dihuni oleh mayoritas Suku Dayak, contoh suku Dayak yang mendiami wilayah ini adalah Suku Dayak Kanayatn.
Sementara itu, Sutiadi, tokoh agama kong hu chu Kalbar mengungkapkan, pentingnya pembangunan rumah ibadah sebagai sarana bagi umat melaksanakan ibadah dan kegiatan sosial lainnya.
“Rumah Ibadah ini adalah sarana dan hal yang penting atas keberadaannya pemeluk agama di suatu tempat. Ini menunjukkan adanya suatu pemeluk agama Kong Hu Chu di Pemangkat,” ucapnya.