PONTIANAK, borneoreview.co – Buruh sawit yang tergabung dalam Federasi Serikat Buruh Kebun Sawit (FSBKS) Kalimantan Barat menyuarakan tuntutan mereka kepada pemerintah dan perusahaan perkebunan sawit. Mereka berharap mendapatkan perhatian lebih terkait kondisi sosial dan ekonomi yang masih rentan.
Ketua FSBKS Kalbar, Yublina Yuliana Oematan, menyatakan bahwa para buruh menghadapi berbagai masalah, termasuk tidak terpenuhinya hak-hak dasar seperti jaminan kesehatan, upah yang layak, dan perlindungan keselamatan kerja. Ia juga menyoroti kurangnya perhatian perusahaan terhadap buruh yang sakit atau meninggal dunia.
“Yang diharapkan teman-teman (buruh) di lapangan itu yaitu banyak hak mereka yang tidak diberikan. Sudah bertahun-tahun bekerja, begitu berhenti, tidak diberikan uang pesangon. Ada juga yang sakit atau meninggal tetapi tidak diperdulikan perusahaan,” ungkap Yublina, Senin (9/12/2024).
FSBKS berharap pemerintah dapat turun tangan untuk memastikan perusahaan memenuhi kewajibannya terhadap buruh. Mereka juga menuntut regulasi yang lebih tegas untuk melindungi hak buruh sawit.
Tuntutan ini diharapkan dapat meningkatkan perhatian berbagai pihak terhadap kesejahteraan buruh sawit di Kalimantan Barat. Kondisi ini menjadi pengingat pentingnya keadilan dan kesejahteraan bagi pekerja yang telah berjasa dalam sektor perkebunan sawit, salah satu sektor strategis di Indonesia.
FSBKS menegaskan bahwa perjuangan buruh sawit akan terus dilanjutkan demi mencapai keadilan sosial dan ekonomi yang lebih baik. (Rri)