PONTIANAK, borneoreview.co – Burung kenari adalah hewan kecil dan terkesan tak berdaya. Namun, nyatanya dia sangat berperan dalam perkembangan dunia pertambangan.
Bagaimana tidak, burung kenari yang terdiri dari ratusan jenis itu ternyata bisa menyelamatkan nyawa penambang dari gas beracun.
Dengan kata lain, burung kenari melindungi para penambang dari bahaya karbon monoksida (CO) yang mengintai di dalam tambang.
Melansir berbagai sumber, Rabu (10/9/2025), ada suatu masa di mana para penambang batu bara tidak akan menginjakkan kaki di tambang batu bara tanpa kehadiran burung kenari.
Kenapa bisa dan seperti apa burung kenari itu? Berikut penjelasannya:
1. Ide Awal
Ide menggunakan burung kenari sebagai detektor gas beracun pertama kali diusulkan oleh John Haldane, seorang ahli fisiologi Skotlandia.
2. Mulai sejak 1911
Praktik membawa burung kenari ke dalam tambang batu bara dimulai pada tahun 1911 dan berkembang pesat.
Dalam banyak kasus, para penambang menganggap burung kenari sebagai pelindung dan hewan peliharaan.
3. Cara Napas
Napas burung kenari lebih cepat daripada manusia. Hal ini menyebabkan mereka menghirup lebih banyak udara.
Maksudnya, jika ada gas beracun ada di udara, burung kenari akan menghirupnya dua kali lebih banyak, menyebabkan mereka jatuh sakit sebelum para penambang.
4. Tingkah Aneh
Jika seorang penambang melihat burung kenari bertingkah aneh atau kehilangan kesadaran, mereka akan segera meninggalkan tambang.
5. Canary Resuscitators
Para penambang berhasil menemukan cara untuk melindungi burung-burung kenari milik mereka.
Salah satu contohnya adalah Canary Resuscitators, alat yang dirancang untuk menyadarkan burung kenari yang kehilangan kesadaran karena menghirup gas beracun.
Ketika diaktifkan, alat ini memberi burung-burung ini oksigen dengan jumlah yang lebih banyak, dan sering kali menyelamatkan nyawa mereka.
6. Berakhir pada 1986
Penggunaan burung kenari di tambang batu bara berakhir pada 1986.
Saat ini, hewan tersebut telah digantikan oleh detektor CO digital yang memperingatkan para penambang akan adanya bahaya.***