Site icon Borneo Review

Camp Leakey, Pusat Rehabilitasi dan Perlindungan Orangutan Tertua

PONTIANAK, borneoreview.co – Camp Leakey, sebuah pusat penelitian yang kemudian mengembangkan fungsinya menjadi pusat rehabilitasi dan perlindungan orangutan di Kalimantan.

Melansir berbagai sumber, Senin (30/6/2025), terletak di Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah, lokasi camp ini telah berdiri sejak 1971 dan tetap beroperasi hingga saat ini. Artinya, oeryama di Indonesia.

Ya, Camp Leakey memang bagian dari Taman Nasional Tanjung Puting. Namun, taman nasional ini baru diresmikan pada 1982, sementara Camp Leakey telah mengurus orangutan sejak 1971.

Keberadaan Camp Leakey di Taman Nasional Tanjung Puting sendiri sebenarnya sangat mendukung dari fungsi konservasi hutan, dalam hal ini adalah konteks penelitian.

Selama bertahun-tahun pula Camp Leakey telah mendukung atas upaya penelitian dari banyak ilmuwan dan mahasiswa baik di Indonesia maupun mancanegara.

Awalnya Camp Leakey hanya berupa dua gubuk di tengah hutan yang minim fasilitas, tanpa telepon, jalan yang memadai, listrik, dan lain sebagainya.

Semua bermula dari Dr Birute Mary Galdikas. Dia adalah seorang ilmuwan dari California yang sangat tertarik dalam mempelajari kehidupan orangutan.

Pada 1966, setelah meraih gelar masternya dalam bidang antropologi di University of California at Los Angeles (UCLA), Galdikas bertemu dengan Dr Louis Leakey dan menyampaikan minatnya pada penelitian tersebut.

Leakey adalah sosok yang juga menjadi mentor bagi Jane Goodall dan Dian Fossey, ilmuwan terkenal yang mempelajari simpanse dan gorila gunung.

Pada awalnya, Leakey kurang tertarik untuk membantu Galdikas. Namun, berkat ketekunan Galdikas dalam meyakinkan Leakey tentang niatnya, tiga tahun kemudian mereka berhasil mendapatkan dana untuk penelitiannya.

Pusat penelitian tersebut kemudian dinamai Camp Leakey, diambil dari nama belakang sang mentor yang merupakan paleoanthropologist legendaris.

Tepatnya  1971, Galdikas bersama dengan Rod Brindamour melakukan perjalanan ribuan kilometer menuju hutan rimba Kalimantan untuk memulai penelitian di Tanjung Putting, khususnya mendokumentasikan perilaku dan ekologi orangutan.

Hingga kemudian, hasil penelitian ini menginspirasi usaha pelestarian orangutan dari ancaman kepunahan.

Saat ini, Camp Leakey telah menjadi sebuah struktur permanen yang dibangun dari kayu dan dirancang sebagai pusat bagi para peneliti, staf, mahasiswa, dan polisi hutan (jagawana).

Pengunjung, baik masyarakat maupun wisatawan, diberi kesempatan untuk mengunjungi kawasan Camp Leakey dan mengamati kehidupan orangutan secara langsung di bawah bimbingan guide lokal.

Salah satu daya tarik utama dari Camp Leakey adalah platform pemberian makan bagi orangutan.

Di tempat ini, makanan disiapkan oleh para staf dan diletakkan di atas balai bambu untuk orangutan liar maupun yang pernah ditangkap.

Hal ini memastikan bahwa orangutan tidak kekurangan makanan saat musim yang tidak menguntungkan atau ketika sumber makanan alaminya terbatas.

Puncak dari kunjungan ke Camp Leakey adalah atraksi pemberian makan orangutan pukul 14:00 setiap hari.

Pengunjung bebas memotret, namun dilarang mendekat apalagi menyentuh orangutan.***

Exit mobile version