Cegah Karhutla sejak Dini, Jangan Teledor

PONTIANAK, borneoreview.co – Faktor alam dan ulah manusia adalah penyebab terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Karhutla oleh faktor alam tentu di luar kendali, namun tidak dengan ulah manusia.

Melansir berbagai sumber, Selasa (29/4/2025), faktor alam biasanya terjadi saat musim kemarau panjang tiba, sambaran petir, dan erupsi gunung berapi.

Sementara pada faktor nonalam atau ulah manusia biasanya terjadi karena ketelodara.

Karena itu,  perlu adanya tindakan pencegahan dari manusia sejak dini agar karhutla tidak menjadi.

Berikut cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya karhutla:

1. Tidak membakar sampah di lahan atau hutan, terlebih pada saat angin kencang.

Hal ini dikarenakan angin yang bertiup kencang dapat berisiko menyebarkan kobaran api dengan cepat dan memicu kebakaran.

Perhatikan jarak tempat pembakaran sampah dengan objek, usahakan jarak minimal 50 kaki dari pemukiman dan sejauh 500 kaki dari hutan.

2. Setelah melakukan aktivitas pembakaran, pastikan bahwa api tersebut sudah benar-benar padam.

Serta pastikan pula bahwa tidak ada barang-barang yang berpotensi menimbulkan kebakaran di sekitarnya.

3. Jangan membuang puntung rokok sembarangan di area hutan atau lahan, terlebih jika puntung tersebut dalam keadaan masih menyala.

4. Hindari membuat api unggun di area lahan yang rawan terjadi kebakaran.

5.Jangan membakar hutan untuk membuka lahan atau kebun.

Sebagai informasi, karhutla di Indonesia yang berulang hampir tiap tahun, lebih banyak disebabkan oleh faktor manusia.

Bahkan, menurut Syaufina (2008) dalam bukunya “Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia” hampir 99 persen kebakaran hutan di Indonesia disebabkan karena ulah manusia. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *