Site icon Borneo Review

Dari Tambang Ilegal ke Jagung Hibrida, Polres Bengkayang Wujudkan Ketahanan Pangan Nasional

ketahanan pangan nasional

Sekitar 5 ribu hektare ditargetkan dapat ditanami jagung pada tahun ini untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional. (borneoreview/ANTARA)

BENGKAYANG, borneoreview.co – Kepolisian Resor Bengkayang, Kalimantan Barat, memetakan lahan eks pertambangan tanpa izin (PETI) di wilayahnya untuk dialihfungsikan menjadi lahan produktif tanaman jagung, guna mendukung program ketahanan pangan nasional.

“Langkah itu sejalan dengan program Swasembada Pangan 2025 yang diinisiasi Bidang Profesi dan Pengamanan (Bidpropam) Polda Kalbar, sesuai arahan Presiden RI dan Kapolri untuk memperkuat ketahanan pangan nasional dari tingkat daerah,” ujar Kapolres Bengkayang AKBP Syahirul Awab dalam panen jagung ketahanan pangan di Kecamatan Sanggau Ledo, Bengkayang, Rabu (13/8/2025).

Kapolres mengatakan, pihaknya telah mengidentifikasi potensi lahan produktif di daerah tersebut, termasuk dari total 30 ribu hektare lahan yang ada di Bengkayang, sekitar 5 ribu hektare ditargetkan dapat ditanami jagung pada tahun ini untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional.

“Lahan eks PETI akan kami manfaatkan untuk tanaman produktif seperti jagung. Ini tidak hanya menghidupkan kembali lahan tidur, tetapi juga mengurangi potensi kerusakan lingkungan,” ujarnya.

Pada panen kali ini lanjutnya, Polres Bengkayang memanen jagung hibrida NK Perkasa dari lahan ± 20.000 meter persegi milik petani Cornelius Toding. Panen tersebut merupakan yang kedua di lokasi yang sama, dengan hasil sebelumnya mencapai 27 ton.

Syahirul menegaskan, peran Propam Polri tidak hanya melakukan pengawasan internal, tetapi juga mengawal pelaksanaan program dari hulu ke hilir, termasuk mendampingi petani.

“Panen ini bukti kerja sama solid antara Polri, kelompok tani, dan pemerintah daerah. Program ini juga berkontribusi pada keamanan wilayah, terlihat dari turunnya angka kejahatan di Bengkayang sebesar 20 persen,” katanya.

Ia menambahkan, Polda Kalbar akan memperluas program dengan pola tanam SIJALAI (singkong, jagung, kedelai) di seluruh wilayah Kalimantan Barat.

Dari target nasional satu juta hektare, Kalbar mendapat porsi 150 ribu hektare, dan hingga Agustus 2025 telah terealisasi 30 ribu hektare.

Sementara itu, pemilik lahan Cornelius Toding mengaku bersyukur atas dukungan Polri yang memfasilitasi sejak proses tanam hingga panen, termasuk penyediaan mesin pipil jagung dan penyaluran hasil panen ke Bulog.

“Harga jagung saat ini naik menjadi Rp6.000 per kilogram, ini sangat menggembirakan bagi petani,” katanya.

Dia berharap, panen dan harga jagung tetap stabil dan kesejahteraan petani juga semakin meningkat. (Ant).

Exit mobile version