PONTIANAK, borneoreview.co – Gabungan mahasiswa dari berbagai kampus di Pontianak, kembali melakukan aksi ke DPRD Kalbar.
Aksi hari ini, Jum’at (29/8/2025), merupakan lanjutan aksi sebelumnya. Aksi mahasiswa sudah berlanjut selama tiga hari.
Demonstrasi mahasiwa berjalan ricuh, bentrokan antara aparat keamanan dan mahasiswa terjadi, dan menyebabkan lemparan botol mineral, batang kayu, pohon dan lainnya.
Keributan terjadi, saat gabungan mahasiswa dari berbagai kampus, masuk ke Gedung DPRD Kalbar.
Sembari aksi dan orasi, mahasiswa membakar ban mobil.
Tindakan pelemparan air menineral, pembakaran ban membuat aparat keamanan melakukan tindakan represi ke mahasiswa.
Polisi memaksa mahasiswa keluar gedung DPRD Kalbar, dengan menggunakan mobil rantis dan gas air mata.
Mahasiswa mundur ke jalan Ayani. Namun, satuan polisi dari Brimob, Sabhara, maupun satuan lainnya, menghalau aksi mahasiswa. Polisi juga menahan dan memukuli mahasiswa.
Mahasiswa membalas dengan lemparan barang dari berbagai material. Mulai dari air mineral, batu, plang penunjuk jalan, atau tanaman pembatas di jalan Ayani atau gedung DPRD Kalbar.
Aksi saling serang masih berlangsung hingga ke arah Tugu Digulis. Mahasiswa membuat barikade dari berbagai barang yang ada di lapangan.
Bahkan, dalam aksi mundur, mahasiswa sempat membakar kantor Pos Polisi di sekitar Megamall.
Demonstrasi mahasiswa yang sudah berlangsung itu, menyerukan lima tuntutan:
Pertama, menolak kenaikan tunjangan DPR RI. Yang dinilai mencederai rasa keadilan sosial.
Kedua, mendesak pencopotan Kapolresta Pontianak. Mahasiswa menganggap polisi sangat represifs dalam menangani aksi sebelumnya.
Ketiga, menuntut pemerataan pembangunan di wilayah Kalimantan Barat.
Keempat, mendesak pengesahan RUU Perampasan Aset. Hal itu sebagai upaya mengatasi pemberantasan korupsi.
Kelima, menagih komitmen pemerintah atas janji yang sudah dilakukan, terkait penciptaan lapangan kerja.***