PONTIANAK, borneoreview.co – Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalimantan Barat mengambil langkah strategis untuk memperkuat kapasitas petani kelapa sawit swadaya di wilayah tersebut.
Pada Senin, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalbar, Heronimus Hero, secara resmi membuka Pelatihan Pendamping Sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) di Pontianak.
Kegiatan pelatihan ini bertujuan mencetak pelatih-pelatih handal yang siap mendampingi petani dalam proses sertifikasi ISPO, standar penting bagi keberlanjutan industri kelapa sawit di Indonesia.
“Melalui pelatihan ini, kami berharap lahirnya pendamping-pendamping berkualitas yang mampu mendukung organisasi petani swadaya dalam memenuhi persyaratan ISPO,” ujar Heronimus.
Sertifikasi ISPO sendiri merupakan standar keberlanjutan yang diwajibkan oleh pemerintah bagi para pelaku industri kelapa sawit guna memastikan praktik perkebunan ramah lingkungan, berkelanjutan, dan sesuai regulasi.
Pelatihan ini difokuskan pada beberapa aspek utama yang dibutuhkan dalam sertifikasi ISPO. Di antaranya adalah pengembangan Sistem Pengendalian Internal (SPI) yang berfungsi untuk memastikan pengelolaan kebun sesuai standar, serta peningkatan kapasitas kelembagaan yang dapat memperkuat manajemen organisasi petani.
Diharapkan, para peserta pelatihan nantinya akan mampu membantu petani dalam mematuhi praktik perkebunan berkelanjutan serta membangun database petani yang lebih akurat.
Heronimus menambahkan bahwa penguatan kapasitas kelembagaan dan keahlian teknis budidaya menjadi kunci dalam mencapai produktivitas optimal.
“Kami ingin para petani tidak hanya memiliki hasil panen yang tinggi, tetapi juga akses pasar yang lebih baik untuk menjual tandan buah segar (TBS) mereka di Pabrik Kelapa Sawit (PKS),” jelasnya. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan nilai jual produk petani, serta memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal.
Dengan adanya program pelatihan ini, diharapkan daya saing petani swadaya akan meningkat. Selain itu, terbukanya peluang lebih luas bagi produk kelapa sawit asal Kalimantan Barat untuk memenuhi standar global diharapkan mampu mendorong ekspor dan menjadikan komoditas sawit Kalimantan Barat lebih kompetitif di pasar internasional. (T2)