SAMARINDA, borneoreview.co – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak) Kalimantan Timur Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak) Kalimantan Timurterus berupaya memperkuat penerapan Sistem Integrasi Sapi Kelapa Sawit (SISKA) di wilayahnya. Langkah ini sebagai tindak lanjut dari amanah Peraturan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 33 Tahun 2023 tentang Integrasi Perkebunan Kelapa Sawit dengan Usaha Ternak Sapi.
Kepala Disnak Kaltim, Fahmi Himawan, mengatakan bahwa pemerintah berkewajiban mengimplementasikan kebijakan ini dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan. “Implementasi Pergub tersebut harus melibatkan pelaku kepentingan di lapangan, serta dilakukan pembinaan, pengawasan, dan evaluasi,” ujar Fahmi di Samarinda, Selasa.
Fahmi optimistis program integrasi ini akan berhasil di Kalimantan Timur. Ia mencontohkan kesuksesan Kalimantan Selatan dalam menerapkan Sistem Integrasi Kelapa Sawit-Sapi Berbasis Kemitraan Usaha Ternak Inti Plasma (SISKA KUINTIP) sebagai acuan. “Kaltim juga dapat berhasil dalam integrasi perkebunan sawit dan peternakan sehingga mampu mendorong kesejahteraan seluruh wilayah di Kalimantan,” jelasnya.
Menurutnya, kelapa sawit adalah salah satu sektor penggerak ekonomi di Kalimantan Timur. Dengan adanya integrasi ini, diharapkan tercipta keuntungan bagi para pelaku usaha sawit dan peternakan. Fahmi menekankan pentingnya kemitraan yang saling menguntungkan antara kedua sektor usaha ini. “Kami harapkan kemitraan yang saling membutuhkan, menguatkan, menghargai, dan bertanggung jawab satu sama lain,” tambahnya.
Lebih lanjut, Fahmi menjelaskan manfaat integrasi sawit-sapi. Ia menyebut bahwa lahan perkebunan kelapa sawit dapat dimanfaatkan untuk peternakan sapi, sehingga petani sawit dapat memperoleh tambahan pendapatan. Selain itu, limbah perkebunan sawit seperti pelepah dan daun dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak sapi, sementara sapi berperan mengendalikan gulma di perkebunan.
“Kotoran sapi bisa digunakan sebagai pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan tanah di perkebunan kelapa sawit. Integrasi ini juga akan membantu meningkatkan produksi daging sapi di Kalimantan Timur,” paparnya.
Fahmi meyakini bahwa program integrasi sawit-sapi ini akan memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat Kalimantan Timur.