PELAIHARI, borneoreview.co – Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (Distanhorbun) Kabupaten Tanah Laut (Tala) mendorong perusahaan kelapa sawit di daerah tersebut untuk menerapkan pola tanam tumpang sisip. Pola ini memungkinkan lebih dari satu jenis tanaman tumbuh di lahan pertanian yang sama dalam kurun waktu tertentu, yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas lahan.
Kepala Distanhorbun Tala, M Faried Widiantmoko, menjelaskan bahwa metode tumpang sisip dapat diterapkan dengan menanam jagung di sekitar tanaman kelapa sawit. “Program pemanfaatan lahan ini akan melibatkan unsur kepolisian yang mendukung kegiatan penanaman jenis hortikultura dan palawija seperti kedelai dan jagung,” ujarnya pada Kamis (7/11).
Selain membantu dalam penanaman, pihak kepolisian juga turut serta dalam optimalisasi lahan rawa untuk mendukung peningkatan Indeks Penanaman (IP). “Keterlibatan Polri ini ditujukan untuk meningkatkan IP dengan pengolahan lahan yang optimal,” jelas Faried.
Saat ini, target peningkatan IP di Tanah Laut sudah naik signifikan. Dari awalnya 3.000-4.000 hektare, target kini mencapai 10.000 hektare. Untuk optimalisasi lahan rawa, target minimum adalah 16.000 hektare. “Kami menargetkan peningkatan dua kali tanam, bahkan lebih jika memungkinkan,” tambahnya.
Faried memastikan, program cetak sawah tahun ini sudah dimulai dengan luas mencapai 36.000 hektare yang tersebar di seluruh kecamatan di Tala. Upaya ini, menurutnya, juga sebagai bagian dari dukungan Distanhorbun Tala pada program Presiden Prabowo Subianto dalam rangka mencapai swasembada pangan. “Targetnya, pada tahun 2045 Indonesia bisa menjadi lumbung pangan dunia,” pungkas Faried.
Sebelumnya, pada Selasa (5/11), Kapolda Kalsel mengunjungi Desa Sabuhur, Kecamatan Jorong, untuk melihat langsung kesiapan lahan dan pembagian tugas dalam pengembangan tanaman palawija dan hortikultura. (PK)