Site icon Borneo Review

Dituding Jadi Tempat Sampah Dunia, Indonesia Percepat Penutupan TPA Open Dumping

Alat berat difungsikan untuk memilah sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) Degayu di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, Sabtu (22/3/2025). Pemkot Pekalongan menerapkan status darurat sampah hingga enam bulan ke depan usai Kementerian Lingkungan Hidup menutup lebih awal TPA Degayu dikarenakan kondisi sistem TPA tersebut open dumping atau pembuangan sampah secara terbuka. ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/foc.

JAKARTA, borneoreview.co – Pemerintah tengah mengupayakan penyelesaian isu sampah di Tanah Air dimulai dengan menghentikan operasi tempat pemrosesan akhir (TPA) open dumping sampai menyelesaikan sampah laut, kata Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq.

Ditemui usai rapat koordinasi pengendalian kebakaran lahan bersama pemerintah daerah dan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) di Jakarta, Kamis, (17/4/2025), Menteri LH Hanif mengeluarkan pernyataan tersebut merespons pernyataan penyanyi dan rapper asal Amerika Serikat Azealia Banks yang menyebut Indonesia sebagai tempat sampah dunia.

“Teman-teman kita sudah melakukan penghentian operasional open dumping dan saat ini hampir semua kabupaten/kota meng-sweeping anggarannya (untuk pengelolaan sampah),” kata Hanif.

Dia memberi contoh bagaimana pemerintah daerah di Balikpapan, Kalimantan Timur sudah meningkatkan anggaran pengelolaan sampah dari Rp150 miliar sekarang sudah menjadi Rp300 miliar. Hal serupa juga dilakukan oleh pemerintah daerah di Gianyar, Bali.

“Jadi memang tidak bisa langsung ya kita mengubah. Tapi yang paling penting kalau teman-teman sempat ke Bali itu sampah yang di lautnya sudah kita bersihkan, datang ya kita bersihkan lagi,” jelasnya.

Tidak hanya itu, pihaknya juga sudah menempatkan satu tim yang berada di Bali untuk menangani sampah wilayah tersebut, mengingat perannya sebagai salah satu wajah wisata Indonesia.

Di sisi lain, Hanif mengatakan untuk menghentikan secara total seluruh TPA open dumping membutuhkan proses yang terus berjalan. Terutama TPA besar seperti Bantar Gebang yang menjadi lokasi penampungan sampah di Jakarta.

Namun, pihaknya akan secara tegas menutup 29 TPA yang melakukan open dumping dan berbahaya bagi lingkungan sekitar.

“Jadi 340-an TPA itu kami minta menutup praktik open dumping secara bertahap, rata-rata (dalam waktu) 6 bulan. Tetapi ada 29 yang kami akan tutup operasional TPA-nya. Kenapa? Karena ditimbun di bukit, ini kalau luruh bahaya,” kata Hanif.

“Kemudian ditimbun di laut dan di pinggir sungai. Ini kita tutup. Mau siapapun yang memberikan izin kami akan proses yang bahaya tadi,” tambah Hanif.

Di awal tahun ini KLH juga sudah mengeluarkan pernyataan untuk menghentikan impor sampah plastik sebagai bahan baku daur ulang dan membatasi impor sampah kertas.

Sebelumnya, dalam pernyataan di media sosial resminya, penyanyi dan rapper Azealia Banks pada 11 April lalu menyebut Indonesia dan India sebagai tempat sampah dunia.

Dalam unggahan lanjutan dia menyebut bahwa pernyataan itu bukan spesifik menyerang Indonesia tapi mengkritik negara-negara lain seperti AS dan Eropa yang mengirim sampah mereka ke belahan Bumi lain atau memindahkan masalah ke negara seperti Indonesia dan India.

Menurutnya, tindakan tersebut sebagai salah satu bentuk penindasan dan rasisme lingkungan. (Ant)

Exit mobile version