Dosis Standar Pupuk Tunggal dan Fungsinya Berdasarkan Rekomendasi PPKS

Panduan Pupuk Tunggal PPKS untuk Sawit di Tanah Mineral: Rekomendasi Dosis dari PPKS untuk Pertumbuhan Optimal
PONTIANAK, borneoreview.co – Kelapa sawit (Elaeis guineensis) merupakan salah satu komoditas perkebunan utama di Indonesia yang berperan besar dalam perekonomian nasional. Untuk mencapai produktivitas yang optimal, pemupukan yang tepat dan seimbang menjadi kunci utama.
Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) telah merumuskan dosis standar pemupukan tunggal berbasis tanah mineral sebagai panduan bagi petani. Selain dosis, penting juga untuk memahami fungsi masing-masing jenis pupuk agar pemupukan dapat dilakukan secara efektif. Berikut adalah rincian dosis dan fungsi pupuk tunggal berdasarkan rekomendasi PPKS.

Dosis Pupuk Tunggal Berdasarkan Umur Tanaman

1. Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
Pada fase ini, tanaman kelapa sawit membutuhkan nutrisi untuk mendukung pertumbuhan vegetatif yang kuat. Dosis pupuk yang direkomendasikan adalah sebagai berikut:
  • Lubang tanam:
    • RP: 250 g/pohon
    • Dolomit: 500 g/pohon
  • 1 bulan:
    • Urea: 100 g/pohon
  • 3 bulan:
    • Urea: 250 g/pohon
    • RP: 550 g/pohon
    • MOP: 150 g/pohon
    • Dolomit: 250 g/pohon
  • 5 bulan:
    • Urea: 250 g/pohon
    • MOP: 250 g/pohon
    • Dolomit: 250 g/pohon
  • 8 bulan:
    • Urea: 500 g/pohon
    • RP: 750 g/pohon
    • MOP: 500 g/pohon
    • Dolomit: 500 g/pohon
  • 12 bulan:
    • Urea: 500 g/pohon
    • MOP: 500 g/pohon
    • Dolomit: 500 g/pohon
    • Borax: 25 g/pohon
2. Tanaman Menghasilkan (TM) Tahun Pertama
Pada fase ini, tanaman mulai berproduksi, sehingga kebutuhan nutrisi meningkat untuk mendukung pembentukan buah. Dosis pupuk yang direkomendasikan adalah:
  • 16 bulan:
    • Urea: 1.600 g/pohon
    • RP: 1.550 g/pohon
    • MOP: 1.400 g/pohon
    • Dolomit: 2.000 g/pohon
    • Borax: 25 g/pohon
  • 20 bulan:
    • Urea: 750 g/pohon
    • RP: 1.125 g/pohon
    • MOP: 750 g/pohon
    • Dolomit: 750 g/pohon
  • 24 bulan:
    • Urea: 1.000 g/pohon
    • RP: 1.500 g/pohon
    • MOP: 1.000 g/pohon
    • Dolomit: 1.000 g/pohon
    • Borax: 50 g/pohon
Total dosis TM tahun pertama:
  • Urea: 1.750 g/pohon
  • RP: 2.625 g/pohon
  • MOP: 2.250 g/pohon
  • Dolomit: 2.250 g/pohon
  • Borax: 50 g/pohon
3. Tanaman Menghasilkan (TM) Tahun Kedua
  • 28 bulan:
    • Urea: 1.000 g/pohon
    • RP: 1.500 g/pohon
    • MOP: 1.000 g/pohon
    • Dolomit: 1.000 g/pohon
  • 32 bulan:
    • Urea: 1.000 g/pohon
    • MOP: 1.250 g/pohon
    • Dolomit: 1.250 g/pohon
  • 36 bulan:
    • Urea: 1.250 g/pohon
    • RP: 1.500 g/pohon
    • MOP: 1.500 g/pohon
    • Dolomit: 1.250 g/pohon
    • Borax: 75 g/pohon
Total dosis TM tahun kedua:
  • Urea: 3.250 g/pohon
  • RP: 3.000 g/pohon
  • MOP: 3.750 g/pohon
  • Dolomit: 3.500 g/pohon
  • Borax: 75 g/pohon
4. Tanaman Menghasilkan (TM) Tahun Ketiga ke Atas
Pada fase ini, tanaman telah mencapai produktivitas penuh, sehingga dosis pupuk disesuaikan untuk mempertahankan hasil yang optimal:
  • Urea: 3.250 g/pohon
  • RP: 3.000 g/pohon
  • MOP: 3.750 g/pohon
  • Dolomit: 3.500 g/pohon
  • Borax: 75 g/pohon
Total Keseluruhan Dosis (TBM hingga TM Tahun Ketiga ke Atas)
  • Urea: 6.600 g/pohon
  • RP: 7.175 g/pohon
  • MOP: 7.650 g/pohon
  • Dolomit: 8.000 g/pohon
  • Borax: 150 g/pohon

Fungsi Masing-Masing Jenis Pupuk

Agar pemupukan lebih efektif, penting untuk memahami peran masing-masing pupuk dalam mendukung pertumbuhan dan produktivitas tanaman kelapa sawit:
  1. Urea
    Urea merupakan sumber nitrogen (N) yang sangat penting untuk pertumbuhan vegetatif tanaman. Nitrogen berperan dalam pembentukan protein, klorofil, dan enzim yang mendukung fotosintesis. Pada tanaman kelapa sawit, urea membantu meningkatkan pertumbuhan daun, batang, dan akar, terutama pada fase TBM. Kekurangan nitrogen dapat menyebabkan daun menguning dan pertumbuhan tanaman terhambat.
  2. RP (Rock Phosphate)
    RP adalah pupuk yang kaya akan fosfor (P), yang berperan dalam pembentukan akar, bunga, dan buah. Fosfor juga penting untuk transfer energi dalam tanaman melalui senyawa ATP. Pada kelapa sawit, RP membantu meningkatkan perkembangan akar pada fase awal (TBM) dan mendukung pembentukan tandan buah segar (TBS) pada fase TM. Defisiensi fosfor dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat dan produksi buah menurun.
  3. MOP (Muriate of Potash)
    MOP mengandung kalium (K) yang berfungsi untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap stres lingkungan, seperti kekeringan dan penyakit. Kalium juga berperan dalam transportasi gula dan nutrisi di dalam tanaman, serta meningkatkan kualitas buah. Pada kelapa sawit, MOP sangat penting untuk meningkatkan bobot tandan dan kandungan minyak dalam buah. Kekurangan kalium dapat menyebabkan daun menguning di ujung dan penurunan hasil panen.
  4. Dolomit
    Dolomit mengandung kalsium (Ca) dan magnesium (Mg), yang berfungsi untuk memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan ketersediaan nutrisi. Kalsium membantu memperkuat dinding sel tanaman, sementara magnesium merupakan komponen utama klorofil, yang penting untuk fotosintesis. Pada tanah mineral yang sering kali asam, dolomit juga membantu menetralkan pH tanah, sehingga nutrisi lebih mudah diserap oleh tanaman kelapa sawit. Kekurangan magnesium dapat menyebabkan daun menguning di antara tulang daun (klorosis).
  5. Borax
    Borax menyediakan boron (B), mikronutrien yang penting untuk pembentukan dinding sel, perkembangan bunga, dan pembuahan. Boron juga membantu dalam transportasi gula dan pembentukan biji. Pada kelapa sawit, boron sangat penting untuk mencegah kelainan pada tandan buah, seperti tandan yang tidak berkembang sempurna. Defisiensi boron dapat menyebabkan daun menjadi kecil, bengkok, dan produksi buah menurun.
  6. CuSO₄ atau ZnSO₄ (Catatan Tambahan)
    Pupuk ini digunakan untuk mengatasi defisiensi tembaga (Cu) atau seng (Zn). Tembaga berperan dalam aktivitas enzim dan pembentukan lignin, sedangkan seng penting untuk sintesis hormon pertumbuhan (auxin) dan pembentukan klorofil. Defisiensi tembaga atau seng dapat menyebabkan pertumbuhan daun tidak normal dan produktivitas tanaman menurun.

Catatan Penting

Dosis yang diberikan di atas menggunakan pupuk CuSO₄ atau ZnSO₄, dan dapat disesuaikan dengan dosis masing-masing 25–50 g/pohon jika tanaman mengalami defisiensi. Pemupukan yang tepat harus mempertimbangkan kondisi tanah, iklim, dan status nutrisi tanaman untuk memastikan efisiensi penggunaan pupuk.
Manfaat Pemupukan yang Tepat
Pemupukan yang sesuai dengan dosis dan fungsi masing-masing pupuk dapat meningkatkan produktivitas tanaman kelapa sawit, mencegah defisiensi nutrisi, dan mendukung pertumbuhan yang sehat. Selain itu, penggunaan pupuk yang efisien juga dapat mengurangi biaya produksi dan dampak lingkungan akibat pemupukan berlebihan.
Kesimpulan
Rekomendasi dosis pupuk tunggal dari PPKS, beserta pemahaman tentang fungsi masing-masing pupuk, memberikan panduan yang jelas bagi petani kelapa sawit untuk mengoptimalkan pemupukan sesuai dengan umur tanaman. Dengan menerapkan dosis yang tepat dan memahami peran nutrisi, petani dapat meningkatkan hasil panen, menjaga keberlanjutan lahan, dan mendukung produktivitas perkebunan kelapa sawit secara keseluruhan. Untuk informasi lebih lanjut, petani dapat mengakses sumber resmi PPKS melalui situs web mereka di www.iopri.org atau mengikuti akun media sosial PPKS di @PPKS_ID.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *