Dukung Pabrik Pakan Ternak, Pemkab Kotim Tanam Jagung 390 Hektare

SAMPIT, borneoreview.co – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah (Kalteng) akan menyulap lahan seluas 390 hektare dengan tanaman jagung. Hal ini guna mendukung keberadaan pabrik pakan ternak.

Pemkab Kotim menyatakan jagung akaan ditanam di lahan yang berada di sembilan kecamatan dan hasil panennya nanti sebagai bahan baku pabrik pembuatan pakan ternak yang saat ini tengah proses pembangunan.

“Kami sangat bersyukur adanya bantuan benih yang bersumber dari APBN maupun APBD,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kotim Sepnita di Sampit, Kamis (5/9/2024).

Benih jagung itu kemudian dibagikan untuk ditanam. “Bantuan benih jagung yang diterima Kotim dibagi untuk sembilan kecamatan dengan total luasan 390 hektare, meliputi 57 kelompok tani,” tambahnya.

Penyebaran tersebut meliputi Kecamatan Telaga Antang 50 hektare, Parenggean 89 hektare, Mentaya Hulu 86 hektare, Cempaga Hulu 48 hektare, dan Baamang 25 hektare.

Selanjutnya Kecatan Seranau 20 hektare, Mentawa Baru Ketapang 30 hektare, Mentaya Hilir Utara 20 hektare, dan Mentaya Hilir Selatan 22 hektare.

“Penanaman dilakukan bertahap dan sejauh ini luas lahan yang telah ditanami kurang lebih 134 hektare atau 34,35 persen dari target penanaman,” jelasnya.

Sepnita menambahkan, pihaknya telah melaksanakan kolaborasi dengan pihak pabrik pakan ternak yang dibangun oleh Pemprov Kalteng bekerja sama dengan pihak ketiga.

Kerja sama tersebut terkait hasil panen jagung yang akan digunakan untuk memasok bahan baku pembuatan pakan ternak yang saat ini tengah proses pembangunan.

Pabrik pakan ternak yang dibangun Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah di Kecamatan Parenggean ditarget rampung pada Oktober 2024.

Oleh sebab itu, DPKP Kotim sengaja mengatur jadwal tanam jagung pada awal Agustus, dengan masa tanam jagung yang berkisar tiga bulan maka waktu panen berdekatan dengan selesainya pembangunan pabrik pakan.

“Kami berkoordinasi dengan pihak pengembang dan mereka ingin hasil panen pertama jagung digunakan untuk pasokan pabrik pakan, makanya kami jadwalkan awal Agustus ini mulai tanamnya,” jelas Sepnita.

Lebih lanjut, ia menyampaikan potensi ketersediaan lahan dan kesesuaian iklim untuk budi daya jagung merupakan salah satu faktor pendorong pengembangan dan peningkatan produksi sebagai alternatif pangan pokok di Kotim.

Perbaikan produktivitas adalah langkah pertama yang dapat dan harus dilakukan melalui penyediaan benih/bibit unggul, pupuk, pengendalian hama dan pengairan. (Ant)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *