Efek IKN, Harga Rumah Kontrakan dan Kamar Kos di Sepaku Naik Tajam

PENAJAM PASER UTARA, borneoreview.co – Harga rumah kontrakan dan kamar kos di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, naik tajam. Hal ini seiring pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Kenaikan harga ini tak lain karena permintaan terhapat rumah kontrakan dan kamar kos di Kecamatan Sepaku cukup tinggi. Gelombang pendatang akibat pembangunan IKN memang tak bisa terbendung.

“Sejak ada pembangunan Kota Nusantara banyak yang cari rumah kontrakan,” ujar Rusli, warga Kelurahan Sepaku yang memiliki rumah dikontrakkan.

Sebagai informasi, rumah yang Rusli kontrakan bertarif Rp75 juta per tahun. Dan, saat ini data yang ada, rumah kontrakan di wilayah Kecamatan Sepaku bertarif Rp50 juta hingga Rp125 juta per tahun.

“Harga sewa rumah kontrakan terus naik sejak ada pembangunan Kota Nusantara, sebelumnya hanya sekitar Rp5 juta sampai Rp15 juta per tahun,” ungkap Rusli.

Namun, kondisi rumah kontrakan di Sepaku relatif seadanya. “Rata-Rata rumah warga di Kecamatan Sepaku material kayu dan bergaya panggung,” tambah warga Desa Bukit Raya Nuril juga memiliki rumah yang dikontrakkan dengan tarif Rp85 juta per tahun.

Untuk rumah gedung dengan dinding kokoh tentu harganya berbeda. “Kalau rumah beton dan bagus, tarif bisa lebih dari Rp125 juta per tahun, rata-rata rumah kontrakan ditempati orang yang kerja di proyek pembangunan IKN,” ucapnya lagi.

Pantauan di Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara, Minggu (5/8/2024), sangat sulit mendapatkan kos-kosan dan rumah kontrakan karena rata-rata sudah terisi dan didominasi pekerja proyek pembangunan infrastruktur IKN dari luar daerah.

Tarif kamar kos di wilayah Kecamatan Sepaku juga melonjak cukup signifikan seiring banyak permintaan kebutuhan kamar kos, kata Parini warga Desa Bumi Harapan yang memiliki kos-kosan, yaitu Rp3,5 juta hingga Rp6 juta per bulan.

“Sebelumnya tarif kamar kos hanya Rp500 ribu sampai Rp1 juta karena semakin banyak yang cari kos-kosan harga sewa ikut naik,” ujarnya.

Bahkan menurut Awang warga Desa Sukaraja juga pemilik kos-kosan, semenjak banyak berdatangan pekerja proyek pembangunan Kota Nusantara kamar kos tidak ada yang kosong.

“Setiap hari ada yang mencari kamar kos,” pungkasnya. (Ant)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *